Title : If You Earn Me
Author
: Rosita Dinni
Genre
: Romance
Cast
: Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others
Sivia melihat pantulan dirinya di kaca kecil yang selalu ia bawa di
dalam tasnya. Ia baru saja pulang dari kampus dan langsung menuju SMA
Cendrawasih, menjemput Ray. Yah, ia terpaksa harus kembali mengantar
jemput adiknya itu karena kemarin siang Ray mengalami kecelakaan dan
membuat motornya harus di rawat beberapa hari di bengkel. Tapi untung
saja luka Ray tidak separah motornya. Mungkin hanya beberapa lecet di
tangan dan kakinya. Dan seperti beberapa bulan lalu, Ray tidak kunjung
keluar dari sekolahnya. Padahal bel pulang sudah berbunyi sekitar
sepuluh menit lalu.
Sivia pun mengambil ponselnya dan akan menelpon Ray sebelum ada satu BBM yang masuk terlebih dahulu.
Ray:
Bentar ya, masih nyatet pelajaran.
Sivia Azizah:
CEPET!!
Sivia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya lagi setelah membalas pesan adiknya. Sivia pun hanya bisa duduk santai di dalam mobilnya sambil melihat sekitar untuk menghilangkan bosan. Hingga ia tidak sengaja melihat warung yang ada di depan SMA Cendrawasih. Sivia tersenyum mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Alvin.
Tok tok.
Lamunan Sivia langsung buyar begitu mendengar kaca mobilnya diketuk. Sivia pun menoleh dan kaget melihat Alvin sedang mengetuk kaca mobilnya sambil tersenyum.
“Hai.” Sapa Alvin setelah Sivia membuka kaca mobilnya.
“Hai.” Balas Sivia sambil tersenyum gugup.
“Keluar yuk.” Alvin membuka pintu mobil Sivia yang kebetulan tidak di kunci. Sivia diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk dan keluar dari mobilnya. Sivia lagi-lagi berdebar saat Alvin langsung saja menggandengnya setelah Sivia menutup pintu mobilnya. Tapi Sivia hanya diam sambil mengikuti Alvin menyeberang jalan dan masuk ke warung tempat mereka pertama kali bertemu dulu. Setelah masuk, Sivia melihat ada teman-teman Alvin yang waktu itu dan bahkan kini mereka sedang duduk di tempat yang sama dengan yang dulu.
“Hai iyem!” Sivia mengerutkan keningnya mendengar salah satu dari mereka menyapanya. Sivia melirik nametag cowok itu, Sion Simbolon.
“Sivia.” Kata Sivia membenarkan namanya sambil duduk di bangku yang di siapkan Alvin. Setelah Sivia duduk Alvin pun mengambil tempat di samping Sivia.
“Hai Sivia. Kita belum kenalan. Gue Cakka.” Kata seorang cowok lagi yang mengulurkan tangan kanannya ke Sivia.
“Hai.” Sivia pun membalas jabatan tangan Cakka sambil tersenyum ramah. Ia melihat Cakka yang sepertinya lebih sopan daripada cowok yang bernama Sion tadi yang daritadi cengengesan.
“Cakka!” geram Alvin langsung menjambak rambut jabrik Cakka setelah sedetik Cakka mencium punggung tangan Sivia. Sivia sendiri juga kaget dan langsung menjauhkan tangannya.
“Aw sakit boss!” Cakka langsung mengelus-elus kepalanya sendiri.
“Kalau mau gue botakin sekalian kepala lo!” Ancam Alvin sambil mengibaskan tangannya hingga beberapa helai rambut Cakka yang ada di genggaman tangannya berterbangan.
“Ketawa lo!” Cakka memukul kepala Sion yang sedang tertawa keras melihat kejadian tadi. Setelah itu Cakka pun memilih duduk lagi sambil masih mengelus kepalanya yang terasa panas.
“Gue Rio.” Sivia mendongak melihat cowok lain yang mengulurkan tangannya.
“Sivia.” Kata Sivia lagi-lagi balas menjabat tangan teman Alvin yang bernama Rio itu.
“Gue Sion!” kata Sion mendorong Rio dan langsung mengambil alih tangan Sivia. Sivia hanya mengangguk dan mencoba tersenyum.
“Wah ternyata iyem ternyata lebih cantik kalau senyum ya bos!” kata Sion nyengir tanpa menyadari tatapan tajam Alvin.
“Kamu mau minum apa?” tanya Alvin ke Sivia, mengabaikan kata-kata Sion.
“Em, es campur aja.” Sivia jadi mengingat rasa es campur yang ia beli waktu itu. rasanya lumayan enak. Jadi Sivia memutuskan untuk membeli es campur lagi.
“Oke.” Alvin pun memesankan dua es campur untuk Sivia dan dirinya sendiri.
“Ngapain kesini? Nyariin aku?” tanya Alvin, sambil menunggu es campur mereka jadi.
“Gak lah. Aku jemput Ray.” jawab Sivia.
“Ngapain dijemput? Tumben?”
“Motor Ray lagi di bengkel.”
“Kenapa lagi motornya?”
“Biasa, sok-sok ngebut.” Kata Sivia sambil melihat sekeliling. Dan Sivia baru menyadari beberapa murid SMA Cendrawasih yang ada di sekitar mereka menatap ke arahnya. Menyadari itu membuat Sivia salah tingkah. Apa ada yang aneh? Batin Sivia mengamati penampilannya sendiri dari baju, sepatu, dan rambutnya.
“Vi!” Sivia langsung menoleh begitu mendengar suara Ray. Dan benar, adiknya itu sedang berjalan ke arahnya.
“Lama banget sih lo!” bentak Sivia langsung saat Ray baru saja duduk setelah menyapa Alvin dan teman-teman Alvin.
“Kenapasih? Lagian lo juga lagi asyik pacaran kan.” Kata Ray santai.
“Eh bos, gue bawa kamera nih. Gue fotoin lo sama iyem sini.” Kata Sion yang sudah membawa kamera SLR yang entah dimana ia menaruhnya sebelumnya.
“Yang bagus.” Kata Alvin langsung saja merangkul Sivia.
“Apaan sih. Gakmau ah.” kata Sivia mencoba melepaskan rangkulan Alvin.
“Sekali aja deh.” Alvin mencoba merayu Sivia. Sedangkan Sivia melihat orang-orang di sekitarnya yang masih melihatnya membuat Sivia malu.
“Enggak.” Kata Sivia. Alvin pun membisikkan sesuatu ke Sivia.
“Yaudah, sekali!” kata Sivia akhirnya setelah Alvin membisikkan sesuatu, tentu saja dengan tawaran sushi dekat taman yang super lezat! Kalau sudah dengan iming-iming begitu mana bisa Sivia menolak.
Sion nyengir lebar sambil memulai memotret Alvin dan Sivia. Sivia pun tidak mencoba melepas tangan Alvin dari pundaknya. Tapi berbeda dengan kesepakatan, mereka berfoto lebih dari sekali! Ray hanya tertawa melihatnya. Memang kakaknya itu aslinya sangat narsis, sama seperti mamanya.
Setelah puas berfoto mereka pun melihat hasilnya dan Alvin langsung merampas memori kamera Sion. Setelah itu mereka pun meminum es campur yang sudah jadi daritadi. Kecuali Sivia yang hanya meminum setengah porsi karena Ray sudah meminum setengahnya saat Sivia masih asyik berfoto.
“Eh vi, lo liat deh cewek yang di depan gerbang.” Kata Ray sambil berbisik ke Sivia. Sedangkan Alvin sedang mengobrol dengan teman-temannya.
“Yang mana?” tanya Sivia jadi ikut berbisik.
“Itu, yang pake bando merah.”
“Iya iya gue liat. Kenapa?” tanya Sivia lagi, masih sambil berbisik.
“Itu mantan Alvin!” kata Ray.
“Yang rambutnya panjang itu?” tanya Sivia memastikan. Ia memang melihat cewek dengan bando merah yang sangat . . . cantik!
“Iya. Namanya Marsha.”
“Cantik banget.” kata Sivia jujur.
“Iyalah. Dia tuh kapten cheerleaders, tajir banget, dan yang paling penting seksi! Liat aja tuh roknya.”
“Dasar mesum!” Sivia langsung menggetok kepala Ray.
“Ish sakit vi! Kan emang kenyataan! Lo sih belum tau gimana macam-macam mantannya Alvin!” kata Ray sambil mengelus kepalanya yang di getok kakaknya.
“Nah lo liat juga tuh cewek yang berdiri di samping pos satpam.” Sivia langsung mengikuti arah pandang Ray, dan ia melihat tiga cewek disana.
“Yang mana?” tanya Sivia.
“Yang tengah. Namanya Dinda. Mantan Alvin juga.”
“Serius yang tengah? Gila, cantik banget!” kata Sivia sampai melongo. Bagaimana tidak, cewek yang ditunjuk Ray memang sangat cantik. Tinggi, putih, rambutnya bagus pula!
“Iyalah. Dia itu model. Lo coba buka Instagramnya deh, gila fotonya seksi-seksi abis! Kalau gak salah dia mantan terakhir Alvin sebelum sama lo.”
“Seksi-seksi mulu yang lo pikirin!” kata Sivia.
“Emang tau! Nanti deh di rumah gue bukain Instagramnya Dinda. Sekalian gue bukain instagram mantan-mantan cewek Alvin yang lain.” Baru saja Ray membisikkan itu ke Sivia, tiba-tiba cewek yang menjadi obrolan mereka sebelumnya, Marsha sudah berdiri samping mereka. Ah tidak, maksudnya berdiri di depan Alvin.
“Hai.” Sapa Marsha ke Alvin dan teman-temannya, seakan mengabaikan keberadaan Sivia dan Ray.
“Hai Marsha! Makin cantik aja.” Cakka langsung berdiri sambil ngengir.
“Hai Cakka.” Marsha balas tersenyum manis.
“Oh ya Alvin, nanti kamu ke rumah aku kan?” Sivia langsung melirik tajam ke arah mereka. Apa-apaan itu? Kamu? Aku? Jadi Alvin dan Marsha pake aku-kamu? Dan apa dia bilang tadi? Cewek itu mengajak Alvin ke rumahnya!
“Iya. “ Sivia langsung mendelik mendengar jawaban Alvin.
“Ray, ayo pulang.” Kata Sivia langsung pergi. Ray yang sedang meminum es campur nya langsung tersedak karena Sivia sudah pergi.
“Vi tungguin!” kata Ray buru-buru menyusul Sivia yang sudah masuk ke dalam mobil.
“Lo kenapa sih buru-buru pergi? gak pamit Alvin dulu lagi.” Tanya Ray melihat kakaknya yang menyetir mobil dengan wajah garang.
“Dia kira gue apaan? Mentang-mentang ada mantan pacarnya yang cantik langsung ngelupain gue! Jelas-jelas gue di sampingnya! Pergi aja sana ke rumah cewek itu! awas aja kalau berani ke rumah gue!!!” bukannya menjawab pertanyaan Ray, Sivia malah mengomel sendiri. Mendengar omelan kakaknya membuat Ray tidak bisa menahan senyumnya. Ternyata kakaknya sedang cemburu!
“Loh, iyem kemana bos?” tanya Sion yang baru sadar Sivia sudah tidak ada di tempatnya, begitu juga Ray.
“Wah iya, mobilnya juga udah gak ada bos.” Kata Cakka melihat ke arah tempat Sivia memarkirkan mobilnya tadi.
“Iyem? Siapa iyem?” tanya Marsha yang kini sudah duduk di sebelah Alvin.
“Coba telpon aja.” Kata Rio.
“Iyem siapa sih?” tanya Marsha sekali lagi, merasa di abaikan.
“Iya bos, telpon aja.” Kata Sion lagi membuat Marsha semakin kesal tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
“Di reject.” Kata Alvin mencoba menelpon Sivia.
“Yaudah gue balik dulu.” Kata Alvin bangun dari duduknya.
“Alvin, jangan lupa nanti kerumah aku!” teriak Marsha karena Alvin sudah berjalan cepat kembali masuk ke sekolah mengambil motornya.
“Ehm, pulang sama siapa Marsha? Mau gue anterin?” Cakka sudah berdiri di samping Marsha. Sedangkan Sion dan Rio hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya.
* * *
Sivia menatap layar tablet adiknya yang sedang membuka akun instagram DINDAZAFF, mantan Alvin yang kata Ray seorang model. Sivia hanya bisa melongo melihat foto-foto yang di post oleh cewek itu. Menurut Sivia, cewek bernama Dinda itu sudah seperti artis-artis korea. CANTIK!
“Nih akun instagramnya Marsha.” Kata Ray sambil mengetikkan username MARSHAW di kolom pencarian. Tidak lama muncullah akun Marsha dengan foto-foto yang tidak kalah WOW dari foto-foto Dinda tadi. Dan lagi-lagi Sivia hanya bisa melongo melihat foto-foto yang di post oleh Marsha. Bukan hanya foto dirinya tapi Marsha juga cukup sering mengupload foto barang-barang branded miliknya.
“Oh iya, kalau gak salah di akun instargramnya Mella Amelia ada fotonya Mella sama Alvin.” Kata Ray sambil mengetikkan username MELLAMELIA di kolom pencarian dan muncullah akun instagram Mella Amelia penyanyi remaja baru yang sedang naik daun.
Ray men-scroll kebawah layar tabletnya hingga ia menemukan sebuah foto dan langsung membukanya. Dan benar saja itu foto Mella Amelia yang sedang memeluk lengan Alvin. Yah, Sivia sangat yakin itu Alvin!
“Dulu ada gossip katanya Alvin sempet pacaran sama Mella Amelia. Tapi gak tau deh bener apa enggak, soalnya waktu itu Alvin lagi pacaran sama si Dinda. Tuhkan bener, foto ini di post sekitar tiga bulan lalu. Tiga bulan lalu emang Alvin masih pacaran sama Dinda.” Kata Ray terus menjelaskan ke Sivia. Sivia yang mendengarnya hanya mampu diam. Teralu shock mungkin. Bayangkan saja, Mella Amelia pernah pacaran sama Alvin! Atau selingkuhan? Ah sama saja! Tidak cukup Marsha dan Dinda yang sudah super cantik, bahkan Mella Amelia juga! Memang Sivia akui Alvin tampan. Tapi tetap saja rasanya Sivia tidak bisa percaya Mella Amelia, penyanyi baru yang super manis juga pernah jadi pacar Alvin!
“Oh iya! Kalau gak salah di instagramnya Alvin juga banyak foto dia sama mantan-mantannya.” Kata Ray.
“Alvin punya instagram?” tanya Sivia.
“Punya lah. Tapi kayaknya udah jarang upload foto deh tuh anak.” Kata Ray sambil mengetikkan username ALVINJO.
“Tuhkan masih ada.” Kata Ray akhirnya membuka satu persatu foto Alvin bersama beberapa cewek yang –jelas– sangat cantik.
“Ini namanya Regina. Temen sekelasnya Alvin. Anak cheerleaders juga. Terus yang ini namanya Mona, model juga. Katanya sih sering masuk majalah cewek gitu. Terus ini Jessica, anak kepala sekolah.” Ray terus membuka satu persatu foto yang ada di akun instagram Alvin dan menjelaskan setiap cewek yang ada di foto. Sivia tidak menyangka adiknya ternyata suka menggosip. Buktinya Ray tahu semua gossip tentang cewek-cewek yang pernah menjadi mantan Alvin.
“Udah ah!” kata Sivia akhirnya memilih tiduran. Capek juga duduk terus sambil melihat foto-foto dari tab adiknya dari satu jam lalu setelah mereka pulang dari sekolah Ray. Apalagi yang mereka lihat hanya mantan-mantan Alvin yang membuat Sivia rasanya seperti menciut jika membandingkan mantan-mantan Alvin itu dengan dirinya sendiri.
“Yah, lo belum liat semua!” kata Ray. Sedangkan Sivia memilih diam dan memejamkan matanya. Entah kenapa perasaan Sivia jadi tidak enak setelah melihat mantan-mantan Alvin. Sivia jadi heran, kenapa Alvin bisa menyukainya? Yang jelas-jelas jauh dari mantan-mantan Alvin sebelumnya. Apalagi setelah melihat Marsha yang sepertinya masih mmengharapkan Alvin. Sivia jadi yakin hubungannya dengan Alvin tidak akan bertahan lama. Apalagi jika niat Alvin hanya ingin mempermainkannya!
Ray yang melihat Sivia malah diam akhirnya memilih melihat akun instagramnya sendiri. Ray pun melihat-lihat foto yang lewat di Home nya. Ray tersenyum begitu melihat acha yang ternyata baru saja mengupload foto mereka berdua di akun instagramnya.
Sivia pun mengambil novel yang kemarin baru ia baca setengah. Tapi belum sempat Sivia menemukan halaman terakhir yang ia baca kemarin sudah terdengar suara pintu terbuka. Sivia dan Ray menghentikan aktivitas mereka dan sama-sama menoleh ke arah pintu.
“Ngapain kesini?!” kata Sivia langsung saat Alvin baru saja duduk di tepi kasurnya.
“Tadi kata tante Sherly kamu sama Ray ada di kamar kamu. Jadi aku disuruh langsung masuk kesini.”
“Maksudnya ngapain lo ke rumah gue?!” kata Sivia lagi dengan sinis. Sedangkan Alvin malah mengerutkan keningnya bingung. Apalagi Sivia tiba-tiba memakai ‘lo-gue’ lagi.
“Kenapa emang?” tanya Alvin.
“Bukannya mau ke rumah mantan?” sindir Sivia sambil pura-pura sibuk membaca novel yang ia pegang. Alvin menatap Ray meminta bantuan. Ia tidak mengerti maksud Sivia. Tapi Ray malah cengengesan. Ray benar-benar baru sekali ini melihat kakaknya cemburu.
“Marsha.” Kata Ray ke Alvin. Alvin sempat mengerutkan keningnya mendengar kata Ray. Marsha?
“Oh itu. Jadi kamu denger ya tadi?” tanya Alvin mendekat ke Sivia.
“Ngapain masih disini? Udah sana pergi! Balikan sekalian juga gak apa-apa.” Kata Sivia masih sinis. Sivia yang mendengarnya jadi ikut menahan tawa seperti Ray. Alvin malah merasa sangat senang melihat Sivia yang marah-marah seperti itu. Itu berarti Sivia sedang cemburu kan? Dan cemburu itu tanda cinta!
“Bener gak apa-apa?” tanya Alvin. Sivia langsung melirik Alvin tajam.
“Terserah!” kata Sivia makin kesal. Dan kini Alvin sudah tertawa keras! Sivia menatap Alvin tajam. Se-senang itukah Alvin bisa balikan dengan mantannya yang super cantik itu??!!!
“Ngeselin!!” kata Sivia mendorong Alvin. Alvin yang tidak punya persiapan pun langsung jatuh ke lantai.
“Aw!” Alvin bangun sambil mengelus pantatnya yang panas karena mendarat ke lantai dengan keras.
“Pergi sana!!” kata Sivia saat melihat Alvin akan kembali duduk di kasurnya.
“Hei, dengerin aku dulu.” Kata Alvin.
“Aku emang mau ke rumah Marsha. Tapi jangan salah paham dulu. Aku ke rumah Marsha buat ngerjain tugas kelompok.” Lanjut Alvin sambil menggenggam kedua tangan Sivia yang berulang kali ingin menyerangnya lagi.
“Iya kerja kelompok sambil mesra-mesraan!” kata Sivia.
“Aku gak sendirian kok. Ada tiga anak lagi yang ikut kerja kelompok di rumah Marsha.” Kata Alvin menjelaskan.
“Bener?” tanya Sivia menatap Alvin tidak yakin. Berbagai pikiran buruk masih menghantui pikirannya. Bisa saja kan gara-gara sering kerja kelompok bareng Alvin dan Marsha jadi balikan. Mungkin saja tiba-tiba Alvin menyesal putus dari cewek se-cantik Marsha.
“Sumpah sayang.”
“Bener gak cuma berdua?” tanya Sivia lagi, memastikan.
“Kalau kamu gak percaya nanti kamu ikut aja gimana?”
“Gak mau!”
“Lagian aku gak akan lama-lama disana kok. Nanti sepulang dari sana aku langsung kesini deh.” Kata Alvin memainkan rambut Sivia. Dan baru Alvin sadari ternyata rambut Sivia terasa sangat lembut.
“Yaudah.” Setidaknya Sivia merasa lebih tenang mengetahui bahwa bukan hanya Alvin yang akan ke rumah Marsha. Yah walaupun masih besar kemungkinan Alvin bisa balikan sama Marsha.
“Gak marah lagi kan?” tanya Alvin.
“Hn.” Jawab Sivia kembali sok sibuk dengan novelnya.
“Yaudah aku berangkat sekarang ya. Nanti malem aku kesini lagi.” Kata Alvin menarik kepala Sivia pelan dan mencium kening Sivia lembut.
“Bye.” Kata Alvin sekali lagi sebelum akhirnya pergi keluar dari kamar Sivia.
Setelah pintu kamarnya tertutup, Sivia langsung memegangi kedua pipinya yang terasa panas. Alvin baru saja mencium keningnya! Entah kenapa perasaan Sivia terasa berbunga-bunga dan membuat Sivia jadi senyum-senyum sendiri tanpa menyadari Ray yang daritadi masih berada dikamarnya.
* * *
Sivia pun mengambil ponselnya dan akan menelpon Ray sebelum ada satu BBM yang masuk terlebih dahulu.
Ray:
Bentar ya, masih nyatet pelajaran.
Sivia Azizah:
CEPET!!
Sivia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya lagi setelah membalas pesan adiknya. Sivia pun hanya bisa duduk santai di dalam mobilnya sambil melihat sekitar untuk menghilangkan bosan. Hingga ia tidak sengaja melihat warung yang ada di depan SMA Cendrawasih. Sivia tersenyum mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Alvin.
Tok tok.
Lamunan Sivia langsung buyar begitu mendengar kaca mobilnya diketuk. Sivia pun menoleh dan kaget melihat Alvin sedang mengetuk kaca mobilnya sambil tersenyum.
“Hai.” Sapa Alvin setelah Sivia membuka kaca mobilnya.
“Hai.” Balas Sivia sambil tersenyum gugup.
“Keluar yuk.” Alvin membuka pintu mobil Sivia yang kebetulan tidak di kunci. Sivia diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk dan keluar dari mobilnya. Sivia lagi-lagi berdebar saat Alvin langsung saja menggandengnya setelah Sivia menutup pintu mobilnya. Tapi Sivia hanya diam sambil mengikuti Alvin menyeberang jalan dan masuk ke warung tempat mereka pertama kali bertemu dulu. Setelah masuk, Sivia melihat ada teman-teman Alvin yang waktu itu dan bahkan kini mereka sedang duduk di tempat yang sama dengan yang dulu.
“Hai iyem!” Sivia mengerutkan keningnya mendengar salah satu dari mereka menyapanya. Sivia melirik nametag cowok itu, Sion Simbolon.
“Sivia.” Kata Sivia membenarkan namanya sambil duduk di bangku yang di siapkan Alvin. Setelah Sivia duduk Alvin pun mengambil tempat di samping Sivia.
“Hai Sivia. Kita belum kenalan. Gue Cakka.” Kata seorang cowok lagi yang mengulurkan tangan kanannya ke Sivia.
“Hai.” Sivia pun membalas jabatan tangan Cakka sambil tersenyum ramah. Ia melihat Cakka yang sepertinya lebih sopan daripada cowok yang bernama Sion tadi yang daritadi cengengesan.
“Cakka!” geram Alvin langsung menjambak rambut jabrik Cakka setelah sedetik Cakka mencium punggung tangan Sivia. Sivia sendiri juga kaget dan langsung menjauhkan tangannya.
“Aw sakit boss!” Cakka langsung mengelus-elus kepalanya sendiri.
“Kalau mau gue botakin sekalian kepala lo!” Ancam Alvin sambil mengibaskan tangannya hingga beberapa helai rambut Cakka yang ada di genggaman tangannya berterbangan.
“Ketawa lo!” Cakka memukul kepala Sion yang sedang tertawa keras melihat kejadian tadi. Setelah itu Cakka pun memilih duduk lagi sambil masih mengelus kepalanya yang terasa panas.
“Gue Rio.” Sivia mendongak melihat cowok lain yang mengulurkan tangannya.
“Sivia.” Kata Sivia lagi-lagi balas menjabat tangan teman Alvin yang bernama Rio itu.
“Gue Sion!” kata Sion mendorong Rio dan langsung mengambil alih tangan Sivia. Sivia hanya mengangguk dan mencoba tersenyum.
“Wah ternyata iyem ternyata lebih cantik kalau senyum ya bos!” kata Sion nyengir tanpa menyadari tatapan tajam Alvin.
“Kamu mau minum apa?” tanya Alvin ke Sivia, mengabaikan kata-kata Sion.
“Em, es campur aja.” Sivia jadi mengingat rasa es campur yang ia beli waktu itu. rasanya lumayan enak. Jadi Sivia memutuskan untuk membeli es campur lagi.
“Oke.” Alvin pun memesankan dua es campur untuk Sivia dan dirinya sendiri.
“Ngapain kesini? Nyariin aku?” tanya Alvin, sambil menunggu es campur mereka jadi.
“Gak lah. Aku jemput Ray.” jawab Sivia.
“Ngapain dijemput? Tumben?”
“Motor Ray lagi di bengkel.”
“Kenapa lagi motornya?”
“Biasa, sok-sok ngebut.” Kata Sivia sambil melihat sekeliling. Dan Sivia baru menyadari beberapa murid SMA Cendrawasih yang ada di sekitar mereka menatap ke arahnya. Menyadari itu membuat Sivia salah tingkah. Apa ada yang aneh? Batin Sivia mengamati penampilannya sendiri dari baju, sepatu, dan rambutnya.
“Vi!” Sivia langsung menoleh begitu mendengar suara Ray. Dan benar, adiknya itu sedang berjalan ke arahnya.
“Lama banget sih lo!” bentak Sivia langsung saat Ray baru saja duduk setelah menyapa Alvin dan teman-teman Alvin.
“Kenapasih? Lagian lo juga lagi asyik pacaran kan.” Kata Ray santai.
“Eh bos, gue bawa kamera nih. Gue fotoin lo sama iyem sini.” Kata Sion yang sudah membawa kamera SLR yang entah dimana ia menaruhnya sebelumnya.
“Yang bagus.” Kata Alvin langsung saja merangkul Sivia.
“Apaan sih. Gakmau ah.” kata Sivia mencoba melepaskan rangkulan Alvin.
“Sekali aja deh.” Alvin mencoba merayu Sivia. Sedangkan Sivia melihat orang-orang di sekitarnya yang masih melihatnya membuat Sivia malu.
“Enggak.” Kata Sivia. Alvin pun membisikkan sesuatu ke Sivia.
“Yaudah, sekali!” kata Sivia akhirnya setelah Alvin membisikkan sesuatu, tentu saja dengan tawaran sushi dekat taman yang super lezat! Kalau sudah dengan iming-iming begitu mana bisa Sivia menolak.
Sion nyengir lebar sambil memulai memotret Alvin dan Sivia. Sivia pun tidak mencoba melepas tangan Alvin dari pundaknya. Tapi berbeda dengan kesepakatan, mereka berfoto lebih dari sekali! Ray hanya tertawa melihatnya. Memang kakaknya itu aslinya sangat narsis, sama seperti mamanya.
Setelah puas berfoto mereka pun melihat hasilnya dan Alvin langsung merampas memori kamera Sion. Setelah itu mereka pun meminum es campur yang sudah jadi daritadi. Kecuali Sivia yang hanya meminum setengah porsi karena Ray sudah meminum setengahnya saat Sivia masih asyik berfoto.
“Eh vi, lo liat deh cewek yang di depan gerbang.” Kata Ray sambil berbisik ke Sivia. Sedangkan Alvin sedang mengobrol dengan teman-temannya.
“Yang mana?” tanya Sivia jadi ikut berbisik.
“Itu, yang pake bando merah.”
“Iya iya gue liat. Kenapa?” tanya Sivia lagi, masih sambil berbisik.
“Itu mantan Alvin!” kata Ray.
“Yang rambutnya panjang itu?” tanya Sivia memastikan. Ia memang melihat cewek dengan bando merah yang sangat . . . cantik!
“Iya. Namanya Marsha.”
“Cantik banget.” kata Sivia jujur.
“Iyalah. Dia tuh kapten cheerleaders, tajir banget, dan yang paling penting seksi! Liat aja tuh roknya.”
“Dasar mesum!” Sivia langsung menggetok kepala Ray.
“Ish sakit vi! Kan emang kenyataan! Lo sih belum tau gimana macam-macam mantannya Alvin!” kata Ray sambil mengelus kepalanya yang di getok kakaknya.
“Nah lo liat juga tuh cewek yang berdiri di samping pos satpam.” Sivia langsung mengikuti arah pandang Ray, dan ia melihat tiga cewek disana.
“Yang mana?” tanya Sivia.
“Yang tengah. Namanya Dinda. Mantan Alvin juga.”
“Serius yang tengah? Gila, cantik banget!” kata Sivia sampai melongo. Bagaimana tidak, cewek yang ditunjuk Ray memang sangat cantik. Tinggi, putih, rambutnya bagus pula!
“Iyalah. Dia itu model. Lo coba buka Instagramnya deh, gila fotonya seksi-seksi abis! Kalau gak salah dia mantan terakhir Alvin sebelum sama lo.”
“Seksi-seksi mulu yang lo pikirin!” kata Sivia.
“Emang tau! Nanti deh di rumah gue bukain Instagramnya Dinda. Sekalian gue bukain instagram mantan-mantan cewek Alvin yang lain.” Baru saja Ray membisikkan itu ke Sivia, tiba-tiba cewek yang menjadi obrolan mereka sebelumnya, Marsha sudah berdiri samping mereka. Ah tidak, maksudnya berdiri di depan Alvin.
“Hai.” Sapa Marsha ke Alvin dan teman-temannya, seakan mengabaikan keberadaan Sivia dan Ray.
“Hai Marsha! Makin cantik aja.” Cakka langsung berdiri sambil ngengir.
“Hai Cakka.” Marsha balas tersenyum manis.
“Oh ya Alvin, nanti kamu ke rumah aku kan?” Sivia langsung melirik tajam ke arah mereka. Apa-apaan itu? Kamu? Aku? Jadi Alvin dan Marsha pake aku-kamu? Dan apa dia bilang tadi? Cewek itu mengajak Alvin ke rumahnya!
“Iya. “ Sivia langsung mendelik mendengar jawaban Alvin.
“Ray, ayo pulang.” Kata Sivia langsung pergi. Ray yang sedang meminum es campur nya langsung tersedak karena Sivia sudah pergi.
“Vi tungguin!” kata Ray buru-buru menyusul Sivia yang sudah masuk ke dalam mobil.
“Lo kenapa sih buru-buru pergi? gak pamit Alvin dulu lagi.” Tanya Ray melihat kakaknya yang menyetir mobil dengan wajah garang.
“Dia kira gue apaan? Mentang-mentang ada mantan pacarnya yang cantik langsung ngelupain gue! Jelas-jelas gue di sampingnya! Pergi aja sana ke rumah cewek itu! awas aja kalau berani ke rumah gue!!!” bukannya menjawab pertanyaan Ray, Sivia malah mengomel sendiri. Mendengar omelan kakaknya membuat Ray tidak bisa menahan senyumnya. Ternyata kakaknya sedang cemburu!
“Loh, iyem kemana bos?” tanya Sion yang baru sadar Sivia sudah tidak ada di tempatnya, begitu juga Ray.
“Wah iya, mobilnya juga udah gak ada bos.” Kata Cakka melihat ke arah tempat Sivia memarkirkan mobilnya tadi.
“Iyem? Siapa iyem?” tanya Marsha yang kini sudah duduk di sebelah Alvin.
“Coba telpon aja.” Kata Rio.
“Iyem siapa sih?” tanya Marsha sekali lagi, merasa di abaikan.
“Iya bos, telpon aja.” Kata Sion lagi membuat Marsha semakin kesal tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
“Di reject.” Kata Alvin mencoba menelpon Sivia.
“Yaudah gue balik dulu.” Kata Alvin bangun dari duduknya.
“Alvin, jangan lupa nanti kerumah aku!” teriak Marsha karena Alvin sudah berjalan cepat kembali masuk ke sekolah mengambil motornya.
“Ehm, pulang sama siapa Marsha? Mau gue anterin?” Cakka sudah berdiri di samping Marsha. Sedangkan Sion dan Rio hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya.
* * *
Sivia menatap layar tablet adiknya yang sedang membuka akun instagram DINDAZAFF, mantan Alvin yang kata Ray seorang model. Sivia hanya bisa melongo melihat foto-foto yang di post oleh cewek itu. Menurut Sivia, cewek bernama Dinda itu sudah seperti artis-artis korea. CANTIK!
“Nih akun instagramnya Marsha.” Kata Ray sambil mengetikkan username MARSHAW di kolom pencarian. Tidak lama muncullah akun Marsha dengan foto-foto yang tidak kalah WOW dari foto-foto Dinda tadi. Dan lagi-lagi Sivia hanya bisa melongo melihat foto-foto yang di post oleh Marsha. Bukan hanya foto dirinya tapi Marsha juga cukup sering mengupload foto barang-barang branded miliknya.
“Oh iya, kalau gak salah di akun instargramnya Mella Amelia ada fotonya Mella sama Alvin.” Kata Ray sambil mengetikkan username MELLAMELIA di kolom pencarian dan muncullah akun instagram Mella Amelia penyanyi remaja baru yang sedang naik daun.
Ray men-scroll kebawah layar tabletnya hingga ia menemukan sebuah foto dan langsung membukanya. Dan benar saja itu foto Mella Amelia yang sedang memeluk lengan Alvin. Yah, Sivia sangat yakin itu Alvin!
“Dulu ada gossip katanya Alvin sempet pacaran sama Mella Amelia. Tapi gak tau deh bener apa enggak, soalnya waktu itu Alvin lagi pacaran sama si Dinda. Tuhkan bener, foto ini di post sekitar tiga bulan lalu. Tiga bulan lalu emang Alvin masih pacaran sama Dinda.” Kata Ray terus menjelaskan ke Sivia. Sivia yang mendengarnya hanya mampu diam. Teralu shock mungkin. Bayangkan saja, Mella Amelia pernah pacaran sama Alvin! Atau selingkuhan? Ah sama saja! Tidak cukup Marsha dan Dinda yang sudah super cantik, bahkan Mella Amelia juga! Memang Sivia akui Alvin tampan. Tapi tetap saja rasanya Sivia tidak bisa percaya Mella Amelia, penyanyi baru yang super manis juga pernah jadi pacar Alvin!
“Oh iya! Kalau gak salah di instagramnya Alvin juga banyak foto dia sama mantan-mantannya.” Kata Ray.
“Alvin punya instagram?” tanya Sivia.
“Punya lah. Tapi kayaknya udah jarang upload foto deh tuh anak.” Kata Ray sambil mengetikkan username ALVINJO.
“Tuhkan masih ada.” Kata Ray akhirnya membuka satu persatu foto Alvin bersama beberapa cewek yang –jelas– sangat cantik.
“Ini namanya Regina. Temen sekelasnya Alvin. Anak cheerleaders juga. Terus yang ini namanya Mona, model juga. Katanya sih sering masuk majalah cewek gitu. Terus ini Jessica, anak kepala sekolah.” Ray terus membuka satu persatu foto yang ada di akun instagram Alvin dan menjelaskan setiap cewek yang ada di foto. Sivia tidak menyangka adiknya ternyata suka menggosip. Buktinya Ray tahu semua gossip tentang cewek-cewek yang pernah menjadi mantan Alvin.
“Udah ah!” kata Sivia akhirnya memilih tiduran. Capek juga duduk terus sambil melihat foto-foto dari tab adiknya dari satu jam lalu setelah mereka pulang dari sekolah Ray. Apalagi yang mereka lihat hanya mantan-mantan Alvin yang membuat Sivia rasanya seperti menciut jika membandingkan mantan-mantan Alvin itu dengan dirinya sendiri.
“Yah, lo belum liat semua!” kata Ray. Sedangkan Sivia memilih diam dan memejamkan matanya. Entah kenapa perasaan Sivia jadi tidak enak setelah melihat mantan-mantan Alvin. Sivia jadi heran, kenapa Alvin bisa menyukainya? Yang jelas-jelas jauh dari mantan-mantan Alvin sebelumnya. Apalagi setelah melihat Marsha yang sepertinya masih mmengharapkan Alvin. Sivia jadi yakin hubungannya dengan Alvin tidak akan bertahan lama. Apalagi jika niat Alvin hanya ingin mempermainkannya!
Ray yang melihat Sivia malah diam akhirnya memilih melihat akun instagramnya sendiri. Ray pun melihat-lihat foto yang lewat di Home nya. Ray tersenyum begitu melihat acha yang ternyata baru saja mengupload foto mereka berdua di akun instagramnya.
Sivia pun mengambil novel yang kemarin baru ia baca setengah. Tapi belum sempat Sivia menemukan halaman terakhir yang ia baca kemarin sudah terdengar suara pintu terbuka. Sivia dan Ray menghentikan aktivitas mereka dan sama-sama menoleh ke arah pintu.
“Ngapain kesini?!” kata Sivia langsung saat Alvin baru saja duduk di tepi kasurnya.
“Tadi kata tante Sherly kamu sama Ray ada di kamar kamu. Jadi aku disuruh langsung masuk kesini.”
“Maksudnya ngapain lo ke rumah gue?!” kata Sivia lagi dengan sinis. Sedangkan Alvin malah mengerutkan keningnya bingung. Apalagi Sivia tiba-tiba memakai ‘lo-gue’ lagi.
“Kenapa emang?” tanya Alvin.
“Bukannya mau ke rumah mantan?” sindir Sivia sambil pura-pura sibuk membaca novel yang ia pegang. Alvin menatap Ray meminta bantuan. Ia tidak mengerti maksud Sivia. Tapi Ray malah cengengesan. Ray benar-benar baru sekali ini melihat kakaknya cemburu.
“Marsha.” Kata Ray ke Alvin. Alvin sempat mengerutkan keningnya mendengar kata Ray. Marsha?
“Oh itu. Jadi kamu denger ya tadi?” tanya Alvin mendekat ke Sivia.
“Ngapain masih disini? Udah sana pergi! Balikan sekalian juga gak apa-apa.” Kata Sivia masih sinis. Sivia yang mendengarnya jadi ikut menahan tawa seperti Ray. Alvin malah merasa sangat senang melihat Sivia yang marah-marah seperti itu. Itu berarti Sivia sedang cemburu kan? Dan cemburu itu tanda cinta!
“Bener gak apa-apa?” tanya Alvin. Sivia langsung melirik Alvin tajam.
“Terserah!” kata Sivia makin kesal. Dan kini Alvin sudah tertawa keras! Sivia menatap Alvin tajam. Se-senang itukah Alvin bisa balikan dengan mantannya yang super cantik itu??!!!
“Ngeselin!!” kata Sivia mendorong Alvin. Alvin yang tidak punya persiapan pun langsung jatuh ke lantai.
“Aw!” Alvin bangun sambil mengelus pantatnya yang panas karena mendarat ke lantai dengan keras.
“Pergi sana!!” kata Sivia saat melihat Alvin akan kembali duduk di kasurnya.
“Hei, dengerin aku dulu.” Kata Alvin.
“Aku emang mau ke rumah Marsha. Tapi jangan salah paham dulu. Aku ke rumah Marsha buat ngerjain tugas kelompok.” Lanjut Alvin sambil menggenggam kedua tangan Sivia yang berulang kali ingin menyerangnya lagi.
“Iya kerja kelompok sambil mesra-mesraan!” kata Sivia.
“Aku gak sendirian kok. Ada tiga anak lagi yang ikut kerja kelompok di rumah Marsha.” Kata Alvin menjelaskan.
“Bener?” tanya Sivia menatap Alvin tidak yakin. Berbagai pikiran buruk masih menghantui pikirannya. Bisa saja kan gara-gara sering kerja kelompok bareng Alvin dan Marsha jadi balikan. Mungkin saja tiba-tiba Alvin menyesal putus dari cewek se-cantik Marsha.
“Sumpah sayang.”
“Bener gak cuma berdua?” tanya Sivia lagi, memastikan.
“Kalau kamu gak percaya nanti kamu ikut aja gimana?”
“Gak mau!”
“Lagian aku gak akan lama-lama disana kok. Nanti sepulang dari sana aku langsung kesini deh.” Kata Alvin memainkan rambut Sivia. Dan baru Alvin sadari ternyata rambut Sivia terasa sangat lembut.
“Yaudah.” Setidaknya Sivia merasa lebih tenang mengetahui bahwa bukan hanya Alvin yang akan ke rumah Marsha. Yah walaupun masih besar kemungkinan Alvin bisa balikan sama Marsha.
“Gak marah lagi kan?” tanya Alvin.
“Hn.” Jawab Sivia kembali sok sibuk dengan novelnya.
“Yaudah aku berangkat sekarang ya. Nanti malem aku kesini lagi.” Kata Alvin menarik kepala Sivia pelan dan mencium kening Sivia lembut.
“Bye.” Kata Alvin sekali lagi sebelum akhirnya pergi keluar dari kamar Sivia.
Setelah pintu kamarnya tertutup, Sivia langsung memegangi kedua pipinya yang terasa panas. Alvin baru saja mencium keningnya! Entah kenapa perasaan Sivia terasa berbunga-bunga dan membuat Sivia jadi senyum-senyum sendiri tanpa menyadari Ray yang daritadi masih berada dikamarnya.
* * *