Title : If You Earn Me
Author
: Rosita Dinni
Genre
: Romance
Cast
: Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others
Malam ini adalah malam minggu dan Sivia hanya bisa tengkurap sambil mengetikkan sesuatu di laptopnya. Seperti biasa, sivia mengetikkan alamat situs jejaring social Twitter. Kesal juga sih, ia dirumah hanya bisa main laptop sedangkan ‘pacar’nya malah ke rumah mantannya! Yah walaupun cuma kerja kelompok. Setelah membuka situs itu sivia langsung menuliskan username dan password akunnya. Sivia terlebih dulu membuka mention dan ternyata ada beberapa mention dari teman-temannya.
azizahsivia: kayak lo gak merem aja sha! RT @Keshazzahra: hee sipit follback! @azizahsivia
Setelah membalasnya, sivia langsung membuka akun dengan username keshazzahra itu. Dan benar, itu memang kesha sepupunya yang tinggal di Surabaya. Melihat foto profil kesha membuat sivia jadi kangen keluarga di Surabaya. Apalagi dengan kesha. Umur sivia dan kesha tidak jauh beda membuat sivia cukup akrab dengan kesha.
Setelah menekan tombol ‘FOLLOW’ , sivia kembali membuka mentionnya.
Azizahsivia: 3 porsi sushi duluu!!! RT @agnitri: vii gue ngopy tugas lo doongss @azizahsivia
azizahsivia:ayuuukk RT @ifyalyssa: minggu jogging yuukk @azizahsivia @aghtpricilla
azizahsivia: thankyou :) RT @gabrielstev: cantik :) RT @azizahsivia: new avaa!
Sivia tersenyum melihat mention dari Gabriel. Yah, Gabriel yang tetangga juga mantannya. sivia jadi ingat dulu sivia sangat bangga bisa berpacaran dengan Gabriel saat SMA. Siapa yang tidak bangga jika bisa menjadi pacar seorang idola sekolah. Udah ganteng, keren, kapten basket, pinter, tajir, dan segala kelebihan Gabriel lainnya membuat banyak sekali gadis-gadis yang menyukai Gabriel. sivia juga heran kenapa bisa-bisanya Gabriel malah menyukainya! sivia bahkan masih ingat ia hanya bisa melongo saat Gabriel menembaknya di taman sekolah mereka dulu. Awalnya sivia mengira Gabriel hanya ingin main-main dengannya dan mengira beberapa hari atau beberapa minggu kemudian Gabriel akan memutuskannya. Tapi kenyataannya hubungannya dengan Gabriel bahkan sampai 2 tahun. Dan Gabriel benar-benar menyayanginya hingga terjadi sebuah kesalahpahaman yang membuat hubungan mereka berakhir.
Sivia geleng-geleng sambil mencoba membaca mention yang lain untuk melupakan bayang-bayang masa lalunya bersama Gabriel. Lagipula mereka sekarang juga sudah berteman baik dan tidak ada kesalahpahaman lagi.
“@ ifyalyssa oke besok gue ke rumah lo. Awas kalau masih ngeboo.” Sivia langsung menoleh ke belakang dan melihat alvin sedang membungkuk melihat layar laptopnya dan membacakan mention yang baru masuk dari ify.
“Ish ngagetin aja!” kata sivia langsung mengubah posisinya dari tengkurap menjadi duduk. Alvin pun ikut duduk di samping sivia.
“Udahan ngapelnya ke rumah mantan?” kata sivia lagi sambil sok membaca-baca timelinenya.
“Mulai deh.” Kata alvin mengambil alih laptop sivia. Alvin mengetikkan @alvinjo di kolom search dan muncullah akun twitter alvin. Alvin pun langsung menekan tombol follow.
“Oh ya, Emang mau kemana sama ifyalyssa?” Kata alvin sambil entah mengetik apa di laptop sivia.
“Jogging.” kata sivia sambil memeluk boneka kesayangannya, boneka yang di dapatkan alvin di pasar malam.
Alvin hanya bergumam sambil tetap mengetikkan sesuatu di laptop sivia.
“Ngapain sih?” tanya sivia penasaran.
“Gak. Cuma liat-liat aja.” Kata alvin.
“Ganti baju sana.” Lanjut alvin.
“Ngapain ganti baju?” tanya sivia bingung.
“Udah jangan banyak tanya. Ganti baju sana.” Kata alvin. Sivia mendengus sebal tapi menurut juga untuk mencari baju di lemarinya lalu mengganti baju di kamar mandi.
Sivia keluar dari kamar mandi sudah dengan dress selutut berwarna tosca. Sivia melirik alvin yang ternyata sudah menutup laptopnya dan kini berganti memainkan hp sivia yang tergeletak di kasur tadi.
“Ngapain??” tanya sivia menghampiri alvin. Alvin pun mendongak dan tersenyum melihat sivia memakai dress. Bagi alvin, sivia terlihat sangat manis jika memakai dress. Tapi sayangnya sivia malah jarang sekali memakai dress.
“Udah siap?” alvin malah balik bertanya.
“Bentar.” Kata sivia lalu mengambil flatshoes dengan warna senada dengan dressnya.
“Yuk.” Alvin langsung menggandeng sivia setelah melihat sivia sudah memasukkan handphone dan dompetnya ke dalam tas. Mereka pun keluar dari kamar sivia.
Setelah izin ke mama sivia, alvin dan sivia pun masuk ke mobil alvin dan pergi. Di dalam mobil sivia hanya diam sambil mengamati mobil alvin. Sivia penasaran sebenarnya ada berapa mobil alvin? Walaupun alvin jarang membawa mobil, tapi sampai saat ini alvin selalu membawa mobil yang berbeda di setiap mereka pergi bersama.
Lamunan sivia buyar begitu menyadari alvin sudah membukakan pintu mobil untuknya. Dan disinilah mereka berada, rumah makan padang yang tidak jauh dari rumah sivia. Salah satu tempat makan favorite sivia.
“Darimana kamu tau tempat ini?” tanya sivia. Sivia memang ingat kalau ia pernah menceritakan ke alvin tentang rumah makan padang favoritenya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Tapi sivia tidak pernah memberitahu nama restaurant itu bahkan memberitahu tempatnya.
“Ini satu-satunya rumah makan padang yang deket sama rumah kamu. Jadi bener ini tempat makan favorite kamu?” alvin malah balik bertanya.
Sivia hanya mengangguk untuk menjawabnya. Mereka pun masuk ke rumah makan itu. Sivia langsung memesan menu favoritenya dan langsung menyantapnya setelah pesanannya datang. Jangan heran. Sivia memang sudah lama tidak makan di tempat makan ini.
* * *
Sivia duduk di kasur sambil tersenyum. Ia baru saja selesai mengganti pakaiannya menjadi baju tidur. Beberapa menit lalu alvin mengantarnya pulang setelah puas menghabiskan masakan padang di salah satu tempat makan favoritenya itu. Sebenarnya alvin ingin mengajak sivia nonton tetapi waktunya yang tidak mendukung. Setelah selesai makan jam menunjukkan pukul delapan malam. Jadi alvin mengurungkan niatnya begitu mengingat ia sudah berjanji kepada mama sivia untuk tidak memulangkan sivia terlalu malam. Hingga pukul setengah Sembilan mereka sudah berada di rumah sivia. Alvin hanya sebentar di rumah sivia dan pamit pulang. Sivia mengantar alvin ke depan dan lagi-lagi alvin mencium kening sivia untuk kedua kalinya dalam hari ini sebelum akhirnya pulang. Dan itulah yang membuat sivia senyum-senyum sendiri sekarang ini. Entah kenapa hanya dengan mengingatnya sudah membuat wajah sivia terasa hangat.
Sivia mengambil smartphonenya untuk menghentikan aktivitas gilanya yang senyum-senyum sendiri. Seperti biasa sivia membuka aplikasi twitter dari smartphonenya sambil merebahkan diri di kasur.
Azizahsivia: :D
Sivia hanya mengetikkan emote yang mewakili perasaannya yang sedang gembira saat ini. Setelah itu sivia pun memilih untuk sekedar membaca timeline yang sangat ramai di jam-jam ini. Hingga tiba-tiba ada mention masuk membuat sivia berhenti membaca timeline dan memilih membuka mention.
Alvinjo: ;) RT @azizahsivia: :D
Sivia mengerutkan keningnya. Alvinjo? Twitter alvin? Batin sivia langsung membuka akun twitter itu. Dan benar itu memang twitter alvin. Sivia heran ternyata alvin tau twitternya. Tapi sivia lebih heran bagaimana bisa mereka sudah saling follow. Tapi tidak urung sivia menyunggingkan senyum sambil membalas mention alvin.
Azizahsivia: Aku gak inget pernah follow kamu -_- RT @alvinjo: ;) RT @azizahsivia: :D
Sambil menunggu balasan alvin, sivia pun memilih membuka tweets alvin. Memang sudah jadi kebiasaan sivia yang suka sekali stalking jika sedang tidak ada kegiatan.
alvinjo: Ya RT @Marshaw: thanks udah kerumah J @alvinjo
Sivia mengerutkan kening membacanya. Sivia tahu itu marsha mantan alvin tadi. Tapi yang membuat sivia kesal kenapa cuma alvin yang di mention? Bukannya kata alvin masih ada tiga orang lain yang ikut kerja kelompok? Atau alvin yang membohonginya? Perasaan sivia yang sebelumnya berbunga-bunga kini menjadi hancur kesetika.
alvinjo: Ya RT @bangtoyib: Besok kerja kelompoknya di rumah gue @bastiansteel @alvinjo @masrhaw @dianaaa
Sivia langsung lega begitu melihat tweet dari bangtoyib itu. ternyata memang benar tadi alvin kerja kelompok di rumah marsha dengan tiga orang lain. Bukan hanya berdua dengan marsha. Tapi kenapa marsha yang mention ke alvin? Itu yang masih membuat sivia bingung.
Alvinjo: besok RT @sionsimbolon: bos memory card gueee @alvinjo
Alvinjo: Cemburu ;)?
Sivia mendengus melihat tweet alvin sekitar beberapa jam lalu itu. Sivia yakin itu pasti untuk dirinya. Huh!
Alvinjo: Yes!
Sivia melihat tweet alvin itu penasaran. Tweet itu di post tanggal 1 Januari pukul 02.00. Berarti itu saat alvin pulang dari rumah tante sivia? Berarti setelah mereka . . . jadian? Sivia tersenyum sendiri mengingatnya.
Sivia berhenti membaca tweet alvin begitu ada mention masuk. Sivia pun buru-buru membukanya.
Alvinjo: Haha RT @azizahsivia: Aku gak inget pernah follow kamu -_- RT @alvinjo: ;) RT @azizahsivia: :D
Sivia pun membalasnya.
Azizahsivia: Gak lucu RT @alvinjo: Haha RT @azizahsivia: Aku gak inget pernah follow kamu -_- RT @alvinjo: ;) RT @azizahsivia: :D
Tidak ada balasan lagi dari alvin di twitter tapi cowok itu lebih memilih mengirimi sivia bbm.
Alvin Jonathan: Kenapa belum tidur?
Sivia Azizah: Belum ngantuk
Alvin Jonathan: Kenapa belum ngantuk?
Sivia Azizah: Gak tau
Alvin Jonathan: Kenapa gak tau?
Sivia Azizah: Kenapa banyak tanya? -_-
Alvin Jonathan: Kenapa kalau banyak tanya?
Sivia Azizah: Kenapa nyebelin?
Alvin Jonathan: Kenapa suka?
Sivia Azizah: Ngeselin!
Begitulah seterusnya percakapan mereka di aplikasi messenger itu. Walaupun terlihat sebal sebenarnya sivia malah senyum-senyum melihat chatnya dengan alvin.
Apalagi alvin, senyumnya tidak pernah hilang setiap melihat balasan dari sivia. Yah walaupun bukan pesan yang romantis seperti pasangan kekasih lainnya, tapi itulah yang membuat alvin senang. Semua sikap judes sivia malah membuatnya semakin menyukai cewek itu.
* * *
Sivia menatap ify yang berlari pelan di depannya. Mereka sudah berlari memutari taman kompeks perumahan sivia untuk yang ke-lima kalinya. Sivia tidak heran melihat ify yang tidak terlihat lelah sama sekali. Sahabatnya itu malah masih berlari sambil tersenyum lebar memamerkan kawat giginya yang berwarna pink. Ify memang suka olahraga. Hampir tiap minggu ify mengajak sivia untuk jogging di taman perumahan sivia. Sivia juga heran, padahal di dekat rumah ify juga ada taman yang cukup luas. Tapi ify selalu memilih taman di perumahan sivia sebagai tempat joggingnya.
“Fy, gue capek!” sivia mencoba menyusul ify yang berada beberapa langkah di depannya.
Ify menoleh ke belakang dan melihat sivia yang sudah bermandikan keringat. Ify melihat jam tangannya dan akhirnya memelankan langkahnya untuk menunggu sivia.
“Yaudah. Udah jam segini juga.” Kata ify membuat sivia tersenyum mendengarnya.
Seperti biasa, setelah jogging mereka memilih duduk di saah satu bangku di taman itu sambil minum dan beristirahat.
“Oh ya, lo udah di kabarin tentang reuni SMP?” tanya ify sambil membuang botol air mineral yang sudah kosong.
“Udah. Dua hari lalu gue di sms sama Abner.”
“Terus? Lo ikut?” tanya ify lagi.
“Kayaknya sih ikut. Udah lama kan gak ketemu anak-anak SMP. Kenapa? Lo gak ikut?”
“Kalau lo ikut ya gue juga ikut.”
“Tapi masih dua bulan lagi kan?”
“Iya. Oh ya, katanya nanti Debo juga dateng loh!”
“Debo?” tanya sivia.
“Iya. Debo Andryos!”
“Oh.” Kata sivia mengangguk, mulai mengingat. Sivia jadi tidak heran melihat ify yang sekarang tersenyum lebar. Secara, Debo Andryos mantan ify yang katanya melanjutkan kuliah di luar negeri juga turut menghadiri reuni itu. Dan yah, sivia dan ify memang teman dari SMP. Sayangnya saat SMA mereka beda sekolah tapi mereka tetap berteman dekat. Dan baru sekarang mereka melanjutkan kuliah di Universitas yang sama, walaupun berbeda jurusan.
“Hai vi.” Sivia dan ify sontak mendongak mendengar sapaan yang terdengar ambigu itu. ‘Vi’ dan ‘Fy’ memang tidak ada bedanya jika di dengar.
“Oh, hai gab!” kata ify tersenyum lebar sambil menyikut sivia pelan.
“Hai yel.” Kata sivia ikut tersenyum walaupun tidak selebar ify. Sivia hanya berdoa semoga ify tidak bertingkah aneh-aneh. Sahabatnya itu suka sekali menggodanya dengan Gabriel. Yah, cowok yang berdiri di depan mereka sekarang adalah Gabriel Steven, mantan juga tetangga sivia.
“Abis jogging juga?” tanya Gabriel menatap sivia dan ify bergantian.
“Iya nih. Lo sendiri? Sendirian aja?” tanya ify.
“Tadi sih sama adek, tapi gak tau ngilang kemana.” Jawab Gabriel.
“Yaudah gabung sini aja!” kata ify. Gabriel mengangguk lalau duduk di bangku yang ada di depan sivia dan ify. Kebetulan sivia dan ify duduk di bangku panjang yang saling berhadapan dengan sebuah meja sebagai penengah.
“Udah lama ya kita gak ketemu. Padahal dulu sering banget ketemu di rumah via.” Sivia hanya bisa memutar bola matanya begitu mendengar ify memulai obrolan. Sivia heran kenapa ify suka sekali membahas masa lalunya dengan Gabriel. Yah memang dulu mereka bertiga sering bertemu di rumah sivia. Dulu Gabriel tentu sering ke rumah sivia saat mereka masih pacaran. Apalagi rumah mereka cukup dekat. Dan ify juga lumayan sering ke rumah sivia untuk sekedar main.
“Iya ya. Udah lama gak ngobrol.” Kata Gabriel.
“Lo sih gak pernah ke rumah sivia lagi. Orang rumah kalian deket juga.” Kata ify lagi.
“Emang boleh? Nanti ada yang marah.”
“Siapa? Bokap nyokapnya sivia gak mungkin marah kan.” Jawab ify.
“Kali aja cowoknya via marah.” Kata Gabriel sambil melirik ke sivia menggoda.
“Tenang aja, sivia masih jomblo kok. Makanya lo sering-sering ke rumah via.” Sivia mendelik mendengar kata-kata ify yang mengalir begitu saja. Jomblo? Sepertinya sivia harus segera cerita tentang alvin ke ify.
“Gue gak—“ baru sivia akan membenarkan perkataan ify tiba-tiba seorang cewek datang.
“Gue cariin malah disini lo!” kata cewek itu sambil meninju lengan Gabriel membuat Gabriel meringis. Hingga cewek itu menoleh ke sivia dan ify.
“Eh ada kak sivia!” kata cewek itu tersenyum lebar.
“Hai Tania.” Balas sivia sambil tersenyum.
“Ini kak . . . ifa ya?” tanya cewek itu sambil mencoba mengingat.
“Gue ify. Lo adeknya Gabriel?” kata ify membenarkan sambil bertanya. Cewek itu mengangguk-angguk.
“Oh iya, kak ify. Hehe maaf kak abisnya udah lama ya kita ketemu dulu. Iya gue Tania, adeknya kak Gabriel.” Kata Tania duduk di samping Gabriel smabil menaruh botol air minumnya di atas meja yang ada diantara mereka.
“Iya. Dulu waktu ketemu di rumah sivia lo masih SD kan? Sekarang udah gede aja.” Kata ify memang cukup kaget melihat Tania. Dulu waktu ify mengenal Tania memang masih SD. Tapi cewek itu sekarang terihat sangat berbeda. Bahkan tinggi Tania mungkin sama seperti dirinya. Tidak heran sih, melihat Gabriel yang sangat tinggi mungkin memang keluarga Gabriel tinggi-tinggi.
“Iya ya, dulu masih kelas enam kalau gak salah.”
“Emang sekarang kelas berapa?” tanya ify.
“Udah kelas 9.”
“Wah mau unas dong. Terus mau lanjut ke mana?” tanya ify.
“SMA Cendrawasih doong!” jawab Tania semangat.
“Gak mau ke negeri?”
“Enggak ah.”
“Kenapa? Emang sih SMA Cendrawasih juga bagus. International School juga.”
“Iyaa, lagian cowok-cowok SMA Cendrawasih capek-cakep!!”
“Oh jadi itu alesannya? Bilangin mama ah.” Tiba-tiba Gabriel sudah menyahut.
“Ih kak Gabriel! Jangan bilang mama!” kata Tania mencubiti lengan kakaknya.
“Biar aja. Bukannya mikir pelajaran malah mikirin cowok mulu. Pasti mau satu sekolah sama cowok itu kan?” Kata Gabriel.
“Siapa? Alvin? Alvin udah kelas tiga sih jadi gak bakal satu sekolah. Kecuali kalau alvin gak lulus.” Sivia langsung menoleh begitu mendengar obrolan Gabriel dan Tania. Apalagi perkataan Tania tadi yang menyebut-nyebut nama alvin. Apa jangan-jangan yang dimaksud Alvin Jonathan? Tapi kan mungkin aja banyak nama alvin yang bersekolah di SMA Cendrawasih.
“Alvin?” tanya sivia akhirnya. Tania dan Gabriel pun menoleh.
“Iya. Cowok yang di taksir Tania tapi gak pernah di tanggepin.” Kata Gabriel yang langsung di hadiahi pukulan oleh Tania.
“Jahat banget sih!” kata Tania masih memukuli Gabriel.
“Emang bener kan. Lagian lo sih ngapain naksir anak SMA. Emang anak SMP gak ada yang cakep apa?”
“Gue gak naksir! Cuma ngefans aja! Lagian temen-temen gue juga banyak yang ngefans sama alvin kok!”
“Iyadeh terserah.” Kata Gabriel.
“Kalian ini masih suka berantem aja.” Kata sivia terkikik geli melihat Tania dan Gabriel yang masih sama seperti dulu, suka berantem.
“Tau nih kak Gabriel yang ngeselin!” begitulah seterusnya. Mereka pun mengobrol dan bercanda sampai tidak sadar waktu.
* * *
Alvin tiduran di kasurnya sambil beberapa kali mengecek smartphonenya. Alvin langsung menyambar ponselnya begitu merasa getaran. Wajah alvin langsung terlihat kecut melihat BBM yang masuk ternyata dari Marsha. Dengan malas alvin membuka BBM dari marsha itu. Mungkin saja ada hubungannya dengan tugas kelompok mereka.
Marsha Windya:
Vin jalan yuk? Bosen nih :(
Alvin menyerngit melihat chat dari marsha. Alvin langsung meletakkan ponselnya tanpa membalas chat dari marsha. Mood alvin benar-benar buruk pagi ini. Bagaimana tidak, ia mencoba menghubungi sivia tapi tidak pernah ada jawaban. SMS dan BBM pun tidak ada yang di balas. Alvin melihat jam digital yang ada di atas meja dekat kasurnya. Masih pukul setengah Sembilan, masa iya ia ke rumah sivia? Tapi ini terlalu pagi untuk bertamu!
Alvin mengacak rambutnya sebal. Ia pun memilih bangun dan segera masuk ke kamar mandi. Tepat pukul 08.45 ia keluar dari kamar mandi dan langsung memakai pakaian. Setelah siap, ia pun menyambar jaket dan kunci motor lalu keluar dari kamarnya.
“Mau kemana alvin?” alvin yang baru turun dari tangga pun menoleh dan melihat mamanya sedang duduk di sofa ruang santai dengan ditemani sebuah majalah dan segelas jus. Alvin pun berjalan mendekat ke mamanya.
“Mama kapan pulang?” tanya alvin mencium pipi mamanya lalu duduk di sofa yang ada di hadapan mamanya.
“Baru aja kok. Kamu mau kemana?” tanya Ira lagi sambil menatap putra bungsunya. Wanita itu terlihat jauh lebih muda dengan umurnya yang sudah berkepala empat.
“Kerumah pacar.” Jawab alvin. Mama alvin langsung melihat jam tangannya.
“Wah, se-cantik apa pacar kamu kali ini sampai pagi-pagi udah di samperin?” gurau mama alvin. Ira memang tau putra bungsunya itu suka sekali berganti-ganti pacar. Tapi sejujurnya ia tidak pernah sekalipun tau pacar-pacar alvin satupun. Ia hanya sesekali melihat foto-foto putranya dengan beberapa gadis cantik itu lewat akun jejaring sosial alvin. Kalaupun ia meminta alvin untuk mengajak pacarnya ke rumah pasti alvin menolak. Pasti hanya bilang ‘Gak penting’.
“Paling cantik pastinya.” Kata alvin nyengir.
“Oh ya? Yang ini juga gak mau diajak main ke rumah?” Alvin terlihat diam sebentar sambil senyum-senyum mendengar pertanyaan mamanya.
“Emang mama di rumah sampai jam berapa?” alvin malah balik bertanya, karena mamanya memang sering sekali langsung pergi setelah pulang ke rumah. Beginilah nasib mempunyai orangtua yang gila kerja. Papa alvin bahkan tinggal di Amerika sibuk mengurus perusahaan disana. Papa alvin memang meneruskan bisnis keluarga yang kini sudah mempunyai beberapa perusahaan di luar negeri karena papa alvin adalah anak pertama. Sedangkan papa alvin hanya mempunyai dua adik perempuan.
Berbeda dengan suaminya, ira menggeluti usaha dalam bidang fashion. Ia memiliki beberapa butik yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Dan itulah yang membuat mama alvin itu lebih sering pulang ke rumah daripada papanya. Bahkan akhir-akhir ini mamanya terasa lebih sering dirumah daripada keluar kota.
“Seharian ini mama di rumah kok.”
“Yaudah, nanti aku ajak dia kesini.” Kata alvin sambil tersenyum. Ira yang melihatnya mulai tertarik. Baru kali ini alvin akan mengajak pacarnya kerumah.
“Mama kira kamu bakal jawab ‘Gak penting’ kayak biasanya.” Kata ira.
“Yang ini emang penting.”
“Oh ya? Jadi udah berhenti main-mainnya nih?” tanya ira menggoda, memang biasanya alvin tidak pernah serius pacaran. Ira sendiri tidak heran mengingat usia alvin yang masih remaja. Asalkan alvin tidak berbuat yang macam-macam dengan cewek-cewek itu. Walaupun tidak jarang juga alvin berkelahi membuat wajahnya memar-memar dan membuat ira khawatir. Tapi itu lebih ‘mendingan’ daripada jika ada cewek yang meminta pertanggung jawaban alvin karena sudah . . . ya begitulah. Ira bersyukur alvin bukan tipe cowok seperti itu.
“Yaudah alvin jemput sivia dulu.” Kata alvin.
“Jadi namanya sivia?” alvin hanya mengangguk untuk menjawab sambil bangkit dari duduknya.
“Alvin berangkat dulu ma.” Kata alvin pamit lalu pergi dengan motor kesayangannya.
* * *
Alvin memarkirkan motornya di halaman rumah sivia. Ia pun turun dan mengetuk pintu rumah sivia. Alvin heran tidak ada yang membukanya. Alvin pun mengetuk pintu rumah sivia beberapa kali hingga akhirnya pintu pun terbuka.
“Hai bro. Gue kirain siapa.” Ray terlihat berantakan dengan rambut yang acak-acakan. Khas penampilan orang bangun tidur.
“Pada kemana?” tanya alvin sambil berjalan masuk setelah ray membukakan pintu mempersilahkan alvin masuk.
“Gak tau. Gue baru bangun.” Kata ray.
“Kakak lo mana?”
“Gak tau gue. Di kamarnya kali. Kesana aja.” Kata ray menutup pintu lalu naik ke lantai atas dengan alvin yang berjalan mengikutinya.
“Yaudah gue ke kamar. Ngantuk. Samperin aja dikamarnya. Palingan juga masih tidur.” Kata ray sebelum akhirnya masuk ke kamar dan langsung terlelap kembali begitu merasakan nyamannya kasur.
Alvin sempat geleng-geleng melihat ray dan akhirnya melangkah beberapa meter dari kamar ray hingga berdiri tepat di depan kamar sivia.
“Vi.” Alvin memanggil sivia sambil mengetuk pintu kamar cewek itu. Tapi tidak ada suara membuat alvin harus kembali mengetuk pintu kamar itu. Tapi tetap saja tidak ada suara.
Alvin pun memilih memutar knop pintu kamar sivia dan ternyata terbuka! Apa jangan-jangan sivia memang tidak ada di kamarnya? Batin alvin mulai membuka pintu lebar dan tepat saat ia baru melangkah satu langkah memasuki kamar sivia tiba-tiba pintu kamar mandi yang ada di kamar sivia juga terbuka.
Alvin berdiri kaku melihat pemandangan yang ada di depannya. Begitu juga sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi itu. Mereka seakan menjadi patung beberapa detik sebelum akhirnya sama-sama tersadar dari keterkejutannya.
“S…sorry.” Kata alvin langsung berbalik dan buru-buru keluar dari kamar sivia.
Alvin diam sebentar di depan kamar sivia sambil mengatur nafasnya. Bayangan sivia yang baru keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk benar-benar membuat nafasnya memburu, sangat terkejut. Alvin merutuki dirinya sendiri yang seenaknya masuk ke kamar sivia. Seharusnya ia menunggu sampai sivia membukakan pintu, bukan asal masuk seperti tadi. Alvin pun turun ke bawah, memilih duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu sivia dengan wajah yang terasa panas.
mn lnjutnny???
BalasHapusLanjutannya manaaaa??
BalasHapusudah di lanjut kok
BalasHapus