Sabtu, 29 Juni 2013

Complicated Part 1

Title : Complicated
Author : Rosita Dinni
Genre : Romance, Married Life
Cast : Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others



Sivia melirik jam di dinding. Sudah pukul enam sore. Sivia pun mempercepat gerakannya menyusun makanan diatas meja makan sebelum suaminya pulang dari kantor. Sivia tersenyum puas melihat meja makan yang sudah rapi dengan beberapa makanan favorite suaminya. Dan tidak lama sivia mendengar suara mobil masuk ke halaman rumahnya. Itu pasti suaminya! Sivia pun berjalan keluar untuk menyambut suaminya.

"Aku pulang.." Suaminya pun keluar dari mobil dan tersenyum melihat sivia sudah berdiri didepan pintu rumah. 

"Aku udah siapin makan malam spesial buat kamu.." Kata sivia tersenyum masuk ke dalam rumah dengan memeluk lengan suaminya.

"Waah jadi gaksabar hahaha" sivia tersenyum melihat suaminya mengelus perutnya.

"Yaudah kamu mandi sana, aku tunggu diruang makan.." Sivia mendorong pelan suaminya menaiki tangga.

"Siap tuan puteriii! Hahaha" Kata suaminya membuat sivia lagi-lagi tersenyum. Beginilah jika bersama suaminya. Sivia tidak pernah berhenti untuk tersenyum.

* * *

"Pelan-pelan dong makannya, alvin.." Sivia cekikikan melihat suaminya makan dengan buru-buru seperti sudah tidak makan berhari-hari.

"Enak sih.." Kata alvin mengacungkan jempolnya dan kembali makan.

"Tapi ya gak gitu juga alvin.." Kata sivia dengan wajah merah mendengar pujian alvin. Memang bukan sekali ini suaminya itu memuji masakannya, tapi memang setiap pujian dari alvin membuat dampak berlebihan untuk sivia. 

Tapi alvin seakan tidak peduli dengan ucapan sivia dan terus makan dengan lahapnya membuat sivia hanya geleng-geleng melihat suaminya yang keras kepala itu. Sivia sudah tau betul dengan sifat alvin itu. Karena memang sivia dan alvin sendiri adalah sahabat sejak SMP hingga sekarang hampir dua tahun usia pernikahan mereka.

"Oh ya vi, kamu inget kan besok aku ada kerja diluar kota." Alvin meneguk air putih setelah menghabiskan seluruh makanan yang ada di piringnya.

"Iya lah vin aku inget. Nanti malem aku siapin barang-barang kamu ya.. 2 hari kan?" Sivia berdiri mulai mengambili piring-piring kotor dan membawanya ke cucian piring.

"Iya dua hari.. Kamu gak apa-apa kan aku tinggal?" Alvin ikut membantu membawa piring kotor kecucian.

"Apaansih. Kamu kira aku anak kecil yang takut dirumah sendirian!" Kata sivia dengan nada tersinggung yang dibuat-buat dan membuat alvin terkekeh.

"Kamu kan emang bocah! Hahaha" kata alvin mencolek busa sabun cucian di jari telunjuknya lalu menoletkannya ke pipi sivia membuat sivia menoleh kearahnya dengan bibir yang sudah mengerucut. Alvin sangat suka dengan ekspresi sivia yang satu ini dan itulah yang membuat menggoda sivia menjadi salah satu hobinya sejak dulu.

"Alvinn apaansiih ish!" Sivia mencolek busa sabun lebih banyak dan menoletkannya ke pipi alvin.
Dan perang pun dimulai. Perang yang malah membuat hubungan mereka semakin hangat...

* * *

"Alvin ayo cepetann udah hampir jam enam nihh!" Sivia mengetuk pintu kamar mandi. Sudah hampir jam enam tapi suaminya itu malah masih mandi dengan santainya bahkan sivia mendengar senandung dari dalam kamar mandi.

'Kemana langkahku pergi slalu ada bayangmu.. Kuyakin makna nuranii kau takkan tergantiiiii....'

Sivia tersenyum mendengar alunan suara alvin dari dalam kamar mandi. Kalau saja tidak ingat suaminya itu akan pergi bekerja sivia pasti akan memilih diam untuk mendengar alvin bernyanyi sampai selesai..

"Alvinnn ayo cepetan ihhh!" Teriak sivia mengetuk pintu kamar mandi lebih kencang karena berpikir alvin tidak mendengar suaranya. Dan memang usahanya berhasil karena akhirnya alvin menjawab juga.

"Bentarr viiaa.." Teriak alvin dari dalam.

"Cepetann udah setengah enam lebihh tauuu!!" Sivia akan mengetuk pintu kamar mandi lagi tapi pintu itu keburu terbuka duluan dan muncullah alvin yang hanya mengenakan handuk dari pinggul sampai lutut dengan rambut basah sehabis keramas. Dan itu sukses membuat wajah sivia memerah seketika!

"Ngapain ajasih dikamar mandi lama banget!" Sivia mencoba berbalik agar alvin tidak menyadari perubahan warna kulit wajahnya itu tapi sivia malah merasakan lengan alvin sudah melingkari lehernya.

"Kenapa sih? Kok kayaknya pingin aku cepet pergi?" Suara alvin yang terdengar sedih yang dibuat-buat malah memuat sivia mencubit lengan alvin yang melingkari lehernya itu.

"Iyalah! Makanya cepet berangkat! Biar aku jadi bebas bawa pacar aku kesini!"
Alvin terkekeh mendengar jawaban judes sivia. Inilah istrinya. Tidak ada yang berubah dari sivia sejak alvin mengenal sivia hingga sekarang.

"Awas aja kalau berani. Aku juga bisa selingkuh disana. Katanya sihh....cewek jogja cantik-cantik.. Boleh dicoba tuh.." 

Sivia langsung menggigit lengan alvin keras dan membuat alvin langsung mengelus-ngelus lengannya.

"Viaa! Sakit tauu!!" Alvin terus mengelus-ngelus lengannya yang sampai membekas merah.

"Biarin! Siapa suruh ngeselin!" Sivia berjalan lalu mengancingkan tas alvin yang sudah diisi sivia dengan baju-baju alvin.

"Kamu duluan kan yang bikin gara-gara. Dasarr bocahh!" Alvin mendekat ke sivia lalu mengacak-ngacak rambut sivia sampai berantakan.

"Aku udah gedee!" Kata sivia memelototi alvin dan akhirnya membuat alvin lagi-lagi terkekeh berhasil membuat sivia kesal. Sangat menyenangkan menggoda istrinya ini!

* * *

Sivia melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya dan suaminya. Ternyata sudah lima jam setelah kepergian suaminya. 'Pasti alvin udah nyampe..' Batin sivia mengerucutkan bibirnya kesal. Belum sehari ditinggal alvin tapi sivia sudah super duper kangen! Dan tiba-tiba saja perasaan sivia tidak enak. Ada yang mengganjal. Tapi apa?? 
Sivia jadi takut. Alvin pasti baik-baik saja.. Sivia meyakinkan perasaannya tapi perasaan sivia semakin mengganjal karena belum juga ada kabar dari alvin!

Sivia mengambil handphonenya yang masih sepi tidak ada telpon maupun sms dari alvin. Sivia yakin pasti alvin sudah sampai di kota Yogyakarta. Tapi sivia mengurungkan niatnya untuk menghubungi alvin. Mungkin saja suaminya itu kelelahan dan langsung tidur setelah sampai di hotel. Yah, mungkin saja.....

* * *

Alvin belum bisa melepaskan tatapannya dari wanita cantik yang sedang duduk dihadapannya kini. Yah wanita itu sangat cantik, semakin cantik dari terakhir alvin melihatnya. Dan kini wanita itu terlihat semakin dewasa. Semakin mempesona.

Alvin merasakan dadanya bergemuruh. Entah perasaan apa. Tapi alvin yakin ia terlalu senang menyadari kenyataan bahwa kini ia sedang duduk didepan pacar pertamanya. Cinta pertamanya. Bahkan.........cinta terakhirnya?

Ah! Tiba-tiba terlintas nama sivia dipikirannya. Yah, sivia, istrinya. Alvin baru ingat ia sudah hampir satu setengah jam sampai di kota Yogyakarta ini. Dan selama itu pula ia belum menghubungi sivia. Alvin benar-benar lupa. Semua pikirannya hanya terfokus dengan apa yang ada didepannya kini. Yah wanita itu............................Ashilla Zahrantiara.


>>>>><<<<< 


Setelah sampai di bandara alvin mendapat kabar bahwa rekan bisnisnya akan menjemputnya di bandara. Dan alvin begitu terkejut diantara tiga orang yang menjemputnya ada shilla. Begitupun juga shilla, ia sama tidak menyangkanya bahwa alvin adalah rekan bisnisnya. Setelah memberi salam dan mengobrol singkat dengan rekan-rekan bisnisnya, alvin tidak menyianyiakan kesempatan untuk mengajak shilla makan bersama. Dan alvin begitu lega saat shilla menyetujuinya. Dan disinilah mereka berada. Disebuah cafe yang berada tidak jauh dari bandara. Dan selama satu setengah jam itu alvin belum membuka suara. 

"Apa kabar?" Dan akhirnya shilla yang memulai berbicara. Tidak tahan lagi hanya saling diam beberapa jam ini.

"Baik. Kamu?" Alvin merasa kerongkongannya kering. 

"Seperti yang kamu liat.. Baik.." Kata shilla tersenyum. Dan alvin menyadari senyuman itu tidak pernah gagal membuat alvin terpesona. Dan senyum itu juga yang menghadirkan rasa cinta untuk shilla, sejak enam tahun lalu hingga...........sekarang.

Sejak shilla memperkenalkan diri didepan kelas 8A sebagai siswi baru alvin sudah jatuh cinta dengannya. Apalagi semakin hari shilla semakin dekat dengan alvin dan.........sivia!
Yatuhaan alvin lupa lagi untuk mengabari sivia! Alvin pun mengambil handphonenya untuk memberi kabar sivia.

"Kenapa vin? Kamu ada acara lain?" Tanya shilla melihat alvin begitu tergesa mengambil handphonenya.

"Ah? Enggak kok. Aku cuma harus...ngabarin seseorang." Alvin langsung mengetikkan pesan untuk sivia.

To: Sivia
Aku udah sampe di hotel. Maaf baru ngabarin aku lgsg ketiduran tadi. Hehehe 

"Seseorang? Em, pacar?" Tebak shilla. Alvin menaruh handphonenya lagi lalu menatap shilla. Apakah ia akan mengatakannya? Bahwa alvin sudah menikah dengan.....sivia, sahabatnya.

"Bukan.." Alvin tidak yakin bahwa ia melihat shilla terlihat lega dengan jawabannya. Apakah perempuan itu mengharapkan alvin masih lajang? Apakah perempuan itu..........masih mencintanya?

"Ah aku kira kamu udah ada yang punya.. Rasanya lega.. Mungkin pertemuan ini adalah kesempatan aku buat memperbaiki semua. Aku, aku nyesel ngecewain kamu waktu itu. Dan mungkin, kita bisa deket lagi?" Alvin termenung mendengar kata-kata shilla. Jadi, shilla masih mencintainya? Yatuhaan betapa baiknya engkau.......

"Ya, mungkin.." Kata-kata itu yang meluncur dari bibir alvin. Alvin tentu saja memberikan kesempatan untuk shilla karena setelah bertemu dengan shilla membuat alvin sadar ia masih begitu mencintai perempuan itu.

"Terimakasih alvin.. Aku janji aku bakal menebus kesalahan aku.. Aku gak akan ngecewain kamu lagi.." Shilla meraih tangan alvin yang ada diatas meja. Menatap alvin dengan tatapan sungguh-sungguh.

Alvin dan shilla berpacaran setelah 6 bulan shilla pindah disekolah SMP Budi Luhur. Itu juga berkat bantuan.........sivia. Yah, sivia adalah sahabat alvin dari awal mereka masuk SMP. Dan setelah alvin mengatakan kalau ia begitu menyukai shilla, sivia langsung menawarkan diri untuk membantu. Dan entah bagaimana cara sivia membantu, tetapi alvin sangat bersyukur bantuan sivia sangat ampuh. Saat alvin menyatakan cinta ke shilla, shilla langsung menerimanya!

Dan hubungan alvin dan shilla begitu awet hingga mereka bersekolah di SMA yang sama. Begitu juga dengan sivia. Walaupun mereka tidak sekelas, tetapi Alvin dan shilla semakin dekat hingga saat kelulusan kelas 12, shilla tiba-tiba saja meminta putus dan mengatakan bahwa ia mencintai orang lain. Dan alvin semakin hancur saat shilla mengatakan bahwa ia sudah berpacaran dengan orang itu, Cakka, teman sekelas shilla. Dan sejak kelulusan itu alvin tidak pernah berkomunikasi hingga sekarang. Ah, maksudnya hingga beberapa jam lalu sebelum mereka bertemu. Dan mereka memutuskan untuk memperbaiki semua. Dan memulai hubungan baru. Hubungan....?
Lagi-lagi nama sivia terlintas dipikirannya. Alvin ingat ia sudah mempunyai istri. Tapi entah kenapa rasanya berat mengatakannya. Apalagi setelah shilla mengatakan bahwa ia ingin memperbaiki kesalahannya.

'Maafin aku sivia...' Batin alvin.

* * *

From: Alvin
Aku udah sampe di hotel. Maaf baru ngabarin aku lgsg ketiduran tadi. Hehehe 

Dasar! Sivia merutuki alvin yang bisa-bisanya nyengir padahal sivia dirumah sampai tidak bisa melakukan apapun karena kepikiran alvin. Tapi sivia tersenyum lega. Bersyukur dugaannya benar dan tidak terjadi apa-apa dengan suaminya itu. 

Sivia tiba-tiba tersenyum. Ternyata dua tahun hidup bersama dengan alvin membuat sivia semakin mencintai suaminya itu. Mungkin memang perasaan itu tidak pernah hilang. Dari awal mereka bertemu hingga sekarang. Yah, sivia sudah mencintai alvin sejak mereka bertemu.

Tiba-tiba sivia teringat nama Ashilla Zahrantiara. Bagaimana kabar perempuan itu? Dan......bagaimana perasaan alvin sekarang terhadap perempuan itu? Apakah alvin masih mempunyai rasa? Apakah kebersamaan sivia dan alvin selama ini mampu menumbuhkan rasa cinta alvin untuk sivia?

Sivia langsung geleng-geleng memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba muncul itu. Sivia yakin pasti alvin mulai mencintainya dan sudah melupakan shilla. Perempuan yang sudah menyakiti alvin. Padahal sivia dengan rela hati menyatukan mereka walaupun perasaannya hancur karena ingin melihat alvin bahagia. Tetapi nyatanya shilla menghancurkan alvin. Sivia masih ingat bagaimana keadaan alvin setelah kelulusan. Sivia ikut sakit melihat alvin seperti itu. Sivia kecewa dengan shilla. Tapi sivia juga bersyukur karena mungkin itu jalan sivia untuk bersama alvin. 

Sejak saat itu sivia terus menghibur alvin. Hingga akhirnya sivia mengatakan perasaannya ke alvin. Dan alvin mengangguk begitu saja. Membuat sivia berpikir alvin mungkin dalam keadaan tidak sadar saat mengangguk. Tapi karena orangtua mereka yang juga sudah dekat, mereka begitu bahagia mendapat kabar kalau sivia dan alvin berpacaran. Dan mereka jugalah yang menyusun rencana pernikahan mereka yang begitu cepat.

'Ah kenangan itu lagi..' Batin sivia memilih memejamkan matanya mencoba tidur. Sivia tidak ingin teringat masa lalu lagi. Sekarang semua sudah berbeda. Alvin adalah suaminya. Dan alvin tidak akan meninggalkannya. Sivia yakin itu!


>>>>><<<<< 


Senyum terus terkembang di bibir sivia. Hari ini adalah jadwal Alvin pulang dari Yogyakarta. Dan sekarang sivia sudah ada di supermarket untuk memeli bahan makanan. Sivia berencana akan memasakkan makanan super spesial untuk alvin!

Saat perjalanan pulang tiba-tiba handphone sivia berbunyi. Ini dia pesan dari alvin.

From: Alvin
Aku udah otw bandara ;)

Sivia semakin tersenyum melihat pesan alvin itu. Sivia pun memasak agak cepat agar setelah sampai rumah, suaminya itu bisa langsung makan masakannya.

* * *

Sivia berkali-kali melihat jam tangannya. Sudah jam tujuh malam dan sivia sudah hampir satu jam duduk dimeja makan. Sivia semakin berdebar menunggu suaminya datang. Ditinggal alvin dua hari sungguh membuat sivia tidak tenang. Sivia sangat merindukan suaminya!

Hingga terdengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Sivia reflek berdiri lalu berlari keluar. Sivia membuka pintu dan ia pun melihat alvin keluar dari mobil. Tapi sivia bingung melihat alvin yang membukakan pintu mobil sebelahnya.

Sivia kaku seketika. Perempuan itu.... Ashilla Zahrantiara!

Shilla langsung saja memeluk lengan alvin mesra lalu sama-sama berjalan masuk. Alvin menatap sivia dan tatapan mereka pun bertemu. Alvin benar-benar bingung tapi akhirnya alvin tersenyum ke sivia.

"Viaa!!! Akhirnya kita ketemu lagiii!" Shilla langsung saja memeluk sivia saat melihat sivia berdiri didepan pintu.

"Kebetulan lo nginep dirumah alvin! Jadi kita bisa kangen-kangenan deh" shilla melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap sivia.

"Ng..nginep?" Ulang sivia.

"Iya. Kata alvin lo lagi liburan jadi lo nginep dirumah alvinn" shilla terus tersenyum sangat senang bisa bertemu teman lamanya.

Sivia langsung menatap alvin. Pria itu hanya tersenyum. Yah, tersenyum.

"Yaudah yuk masuk.. Via pasti udah masakin kitaa!" Kata alvin mendorong pelan pundak shilla untuk masuk. 

* * *

Di sepanjang makan malam sivia hanya menatap alvin. Sivia terus mengamati tatapan alvin ke shilla. Tatapan itu........tatapan penuh cinta, tatapan rindu, dan tatapan memuja sama seperti beberapa tahun lalu. Sivia tersenyum perih. Ternyata perasaan alvin tetap sama. Dan apakah alvin membawa shilla kesini untuk memberitahu sivia bahwa masa-masa indah sivia sudah berakhir?

"Gue kekamar dulu ya, perut gue tiba-tiba sakitt hehe" Kata sivia menyempatkan untuk tersenyum lalu segera pergi kekamarnya. Sivia tidak sanggup menahan airmatanya. Dan sivia tidak boleh menangis dihadapan kedua orang itu.

Sivia terus menangis dikamarnya. Sivia merasa bebas untuk menangis karena ia yakin alvin tidak akan tidur disini. Mana mungkin alvin tidur disini selama ada shilla. Hingga sivia pun tertidur karena terlalu. Lelah untuk menangis.

* * *

Setelah mengantar shilla ke kamar tamu, alvin pun kekamarnya dan......sivia. Alvin masuk perlahan dan melihat sivia sudah tertidur. Alvin cemas mendengar sivia tidak enak badan. Alvin pun mendekat ingin memeriksa sivia tapi alvin berhenti saat melihat ada sisa air mata disekitar matanya. Sivia menangis?? Apakah sebegitu sakit perutnya?? Atau..........sivia menangis karenanya? Karena kedatangan shilla? 

Yatuhaan, alvin benar-benar bingung dengan perasaannya. Ia jadi menyesal menyetujui permintaan shilla untuk tinggal dengannya begitu saja. Alvin tau ini akan menyakiti sivia, tapi alvin juga tidak tega membiarkan shilla mencari tempat tinggal sendiri karena memang alvin yang mengusulkan shilla untuk kembali tinggal di jakarta.

Alvin pun mengelus kepala sivia lembut.

"Maafin aku vi.." Lirih alvin mencium kening sivia.

* * *

Sivia terbangun dengan perut mual. Sivia langsung berlari kekamar mandi dan mencoba mengeluarkan isi perutnya. Sedangkan alvin yang mendengar pun ikut terbangun. 'Sivia kenapa?' Batin alvin cemas. Baru saja alvin akan menyusul ke kamar mandi tapi ia sudah mendengar suara shilla dari lantai bawah memanggilnya. Alvin pun buru-buru keluar sebelum shilla melihatnya dikamar ini.

Sivia memijat pelipisnya yang pusing hingga pintu kamarnya terbuka. Shilla masuk kedalam dengan senyum merekah.

"Viaa, cepet mandi gihh.. Kita mau jalan-jalann! Gue kangen banget pingin muterin jakarta hehehe" kata shilla.

"Emm, maaf ya shill gue lagi gak enak badan. Lo sama alvin aja yaa.. Lagian, ini kesempatan lo buat deket sama alvin lagi kan... Hehehe" kata sivia.

"Iyasih.. Makasih ya vi lo emang sahabat terbaikk!" Kata shilla memeluk sivia.

"Yaudah gue pergi yaa.. Byee" kata shilla yang dijawab dengan anggukan.

Selepas kepergian shilla, sivia kembali menangis. Hingga sivia mendengar suara deru mobil alvin menjauh dan akhirnya tidak terdengar.

* * * 

Sivia merenung dikamarnya. Sudah tepat satu bulan shilla tinggal disini. Dan selama itu pula alvin berubah. Sivia menjadi sadar bahwa dirinya bukan apa-apa dimata alvin. Alvin benar-benar mencurahkan seluruh perhatiannya ke shilla. Bahkan alvin tidak sadar selama sebulan ini juga sivia muntah-muntah.

Lagi-lagi sivia merasa mual. Sivia buru-buru berlari ke kamar mandi dan kembali muntah-muntah. Sivia tiba-tiba teringat kata tetangganya, mungkin saja sivia hamil. 

'Gak ada salahnya dicoba..' Batin sivia mengambil testpack dilaci.

Sivia menunggu alat kecil itu berfungsi. Hingga sivia merasa lemas melihat dua garis yang keluar. Yatuhaan sivia hamil! Sivia sangat bahagia, tapi disisi lain sivia merasa bingung. Baru saja dalam beberapa hari ini sivia ingin mengambil keputusan untuk menyerah dan membiarkan alvin bersama shilla. Tapi sekarang ia malah dihadapkan kenyataan bahwa dirinya hamil! Yaampun sivia bahkan sampai tidak menyadari bahwa ia telat datangbulan selama dua bulan. Fikiran sivia benar-benar terfokus dengan alvin.

Sivia mendesah. Mungkin saja ada jalan lain untuk meneruskan pernikahan mereka ini. Sivia tidak mau kehilangan alvin. Sivia juga tidak mau anaknya lahir tanpa ayah. Sivia tidak mau.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar