Minggu, 12 Januari 2014

If You Earn Me [1]

Title : If You Earn Me
Author : Rosita Dinni
Genre : Romance
Cast : Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others




Sivia melihat jam tangannya. Yaampun sudah hampir sejam ia berada didepan sekolah adiknya dan adiknya itu belum terlihat batang hidungnya! Memang sih sivia terlalu cepat menjemput adiknya itu karena sivia langsung pergi ke sekolah adiknya setelah jam kuliahnya selesai. Niatnya sih biar tidak bolak-balik. Tapi kalau lama gini sih bikin bete juga. Apalagi cuacanya lagi panas sekali.

Sivia melihat sekeliling dan pandangannya berhenti di warung yang terpampang beberapa es yang ditawarkan. Sivia mengambil dompet dan turun dari mobilnya. Sivia menoleh kanan kiri untuk menyeberang ke warung itu.

"Pak es campur yaa.." Kata sivia lalu duduk di kursi yang disediakan diwarung itu. Sivia lega mendengar bel sekolah adiknya sudah berbunyi. Dan tidak lama siswa-siswi pun mulai berhamburan keluar.

Sivia meminum es-nya sambil menunggu adiknya keluar tetapi hampir lima belas menit setelah bel adiknya belum keluar juga!
'Sialan nih ray!' Sivia membatin kesal lalu mengeluarkan smartphonenya. Sivia membuka aplikasi messenger dan mencari kontak adiknya.

Sivia Azizah:
Lo ngapain ga keluar2 woyyy!

Hah kalau tau gini sivia tidak akan mau disuruh mamanya untuk mengantar jemput adiknya lagi gara-gara motor adiknya sedang ada di bengkel. Kalaupun motor adiknya rusak lagi mamanya bisa menyuruh adiknya itu untuk naik angkutan umum atau nebeng sajalah sama temannya. Buat apa sekolah di SMA keren, mahal, terkenal kalau buat tebengan saja tidak ada!

Sivia kembali melihat ponselnya tetapi tidak ada balasan dari adiknya. Bahkan pesannya saja belum dibaca.
Tiba-tiba saja ada gerumbulan cowok-cowok dengan seragam SMA Cendrawasih datang ke warung itu.
'Dasar abg labil.' Sivia membatin sambil melirik ke cowok-cowok itu. Penampilan mereka acak-acakan dengan rambut berantakan dan seragam yang tidak kalah berantakannya. Baju mereka bahkan sudah keluar semua dan beberapa kancing yang atas sengaja tidak dikancingkan.
'Cih sok keren.' Batin sivia lagi yang tidak henti-hentinya mengomentari penampilan cowok-cowok itu.
Sivia langsung mengalihkan pandangannya saat pandangan matanya tidak sengaja bertemu dengan salah satu kumpulan cowok berandalan sekolah itu. Cowok dengan rambut agak jabrik dan anting hitam di terlinga kirinya.

Sivia pura-pura sibuk dengan ponselnya saat ia melihat dari sudut matanya si cowok bertindik itu mendekat kearahnya. Mampus saja kalau cowok itu tersinggung dan tidak terima.
'Ray sialan banget sih gak keluar-keluar!' Batin sivia semakin takut saat cowok itu benar-benar berdiri didepannya.

"Nunggu siapa?" Terdengar suara cowok yang berdiri didepan sivia. Sivia melirik cowok itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya lagi.

'Sok kenal banget sih ih.' Batin sivia.

Melihat respond sivia yang hanya melirik tanpa memberi jawaban membuat cowok itu mengangkat sebelah alisnya. Cowok itu malah menarik bangku yang tidak jauh dari situ lalu duduk tepat didepan sivia.

Cowok itu mengamati sivia dengan seksama. Sedangkan sivia yang merasa dilihati jadi merasa tidak nyaman.
'Ah akhirnya tuh bocah keluar juga!' Sivia mendesah dalam hati melihat adiknya keluar dari gerbang sekolahnya. Sivia bangun dan siap pergi sebelum sebuah tangan menahan lengannya. Sivia menoleh dan ternyata cowok aneh bertindik itu yang menggenggam tangannya.

"Mau kemana?" Tanya cowok itu yang di hadiah-i tatapan tajam dari sivia lalu sivia pun menepis tangan cowok itu kasar dan langsung berjalan cepat kearah mobilnya karena adiknya sudah berdiri disamping mobilnya.

"Lo ngapain ajasih! Udah hampir setengah jam bel gak buruan keluar!" Sivia langsung mengomeli adiknya.

"Gue apelin pacar dulu bentar." Ray langsung masuk kedalam mobil kakaknya lalu memasang earphone dan menyalakan lagu dari ipodnya dengan volume tinggi. Dia sudah menduga kakaknya yang super galak ini akan menyemburnya dengan ocehan.
 Sedangkan diwarung, cowok dengan tindik ditelinga kirinya masih melihati sivia hingga mobil sivia pergi sambil menyeringai.

"Kenapa bos? Cantik ye tuh cewek." Salah satu cowok menghampiri cowok bertindik itu.

"Tadi itu si ray kan? Cewek itu siapanya ray ya? Jangan-jangan ceweknya.." Satu cowok lagi menghampiri cowok bertindik hingga dua orang temannya lain ikut menghampiri.

'Menarik.' Batin cowok bertindik yang memiliki nametag . . .
'Alvin Jonathan'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar