Title : If You Earn Me
Author
: Rosita Dinni
Genre
: Romance
Cast
: Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others
Sivia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia baru saja mandi untuk menghilangkan kekesalannya sepanjang hari ini. Ia berharap hari ini adalah hari terakhir ia bertemu cowok aneh itu. Sivia benar-benar tidak mau berurusan dengan bocah iseng seperti Alvin. Masih banyak hal yang lebih baik dilakukannya daripada menjadi kejailan anak SMA!
Baru saja ia membatin, ponselnya langsung berbunyi. Sivia mengerutkan keningnya membaca pesan masuk. Ah cowok aneh itu lagi.
From: 0812345*****
Yem!
“yam yem yam yem! Dia kira gue bayem!” sivia geli sendiri sih mengingat nama yang ia sebutkan itu. Nama itulah yang tiba-tiba muncul dipikirannya dan membuat sivia langsung mengucapkan nama itu.
Ah kalau cowok itu tau nomornya pasti ia akan terus mengganggunya! Huh kenapa cowok itu bisa tau nomornya sih! Jangan-jangan . . .
Sivia langsung keluar dari kamarnya dan masuk kekamar yang ada diseberang kamarnya. Tidak seperti biasa, adiknya sedang belajar! Kalau biasanya sih jam segini adiknya itu sedang menelpon pacarnya yang imut. Yah, ray pernah mengajak pacarnya kerumah. Kalau tidak salah namanya acha. Acha anaknya cantik, kulitnya putih, rambutnya di-curly, pokoknya imut banget deh. Dari penampilannya juga pasti dia anak orang kaya. Iyalah, kebanyakan anak SMA Cendrawasih anak orang kaya. Si ray aja tuh yang sok-sok-an mau sekolah disana. Sivia sih dulu sebenarnya juga ingin sekolah disitu, tetapi sivia sadar orangtuanya tidak terlalu banyak uang untuk menyekolahkannya disitu. Dan ray lebih beruntung. Saat ia lulus SMP ia diperbolehkan masuk ke SMA Cendrawasih karena keuangan orangtua mereka lebih baik. Sivia tidak iri juga sih, toh orangtuanya juga membelikannya mobil.
“ngapain lo?” Ray menoleh ke kakaknya yang sudah duduk dikasurnya.
“lo tuh yang ngapain. Tumben belajar. Biasanya telponan mulu.” Kata sivia.
“besok gue ada ulangan matematika. Lo tau kan gimana gue di pelajaran itu!” ya ray dari dulu memang sangat susah menyerap pelajaran matematika. Berbeda dengan sivia yang malah suka banget dengan pelajaran itu. Bahkan dari Sekolah Dasar sivia selalu mendapat nilai terbaik untuk pelajaran matematika!
“eh lo yang ngasih nomor gue ke Alvin ya?”
Ray langsung menoleh ke kakaknya setelah mendengar pertanyaan sivia.
“nah itu yang mau gue tanyain ke elo dari beberapa hari lalu. Tapi sayangnya gue lupa mulu. Lo kok bisa kenal sama Alvin? Sampai kemarin Alvin minta nomor lo ke gue.” Ray menutup bukunya dan memilih mengobrol dengan kakaknya.
“bego banget sih! Kenapa lo kasih nomor gue ke dia! Gue gak kenal sama dia!”
“kalau gak kenal kok lo tau nama dia Alvin? Oh ya, masa dia manggil lo iyem?” ray kembali tertawa mengingat Alvin yang memanggil sivia dengan nama iyem yang jelas-jelas tidak ada unsur ‘iyem’ di dalam nama kakaknya.
“udahlah gak usah banyak Tanya! Trus gimana ini gara-gara elo, dia jadi tau nomor gue!” sivia cemberut kesal. Ia tidak mau sampai mengganti nomornya gara-gara cowok aneh itu.
“tapi asik juga kalau lo pacaran sama Alvin. Kayaknya dia tuh tajir banget vi. sampe ada yang bilang kalau dia yang punya sekolah. Abisnya dia tuh seenaknya banget disekolah. Udah pake anting, sering tawuran, sering bolos sekolah juga gak ada yang marahin.”
“trus apanya yang asik!! Lagian siapa juga yang mau pacaran sama dia! Gue aja gak kenal sama dia!”
“ya keren lah! Gak ada yang berani sama dia. Tapi gitu-gitu malah banyak banget cewek yang naksir dia. Kata mereka Alvin keren banget. Padahal jelas-jelas lebih keren gue!” sivia langsung memukulkan buku yang ada disampingnya ke kepala adiknya itu. sivia jadi ngeri mendengar cerita tentang Alvin. Sepertinya cowok itu memang berbahaya.
“keren dari hongkong! gue aja bingung kenapa acha mau sama lo.” Sivia geleng-geleng lalu bangun dan langsung keluar dari kamar adiknya sebelum adiknya balas melemparkan buku itu kekepalanya!
Sivia kembali masuk kekamarnya dan tiduran dikasur. Sivia mengambil ponselnya dan ternyata ada beberapa pesan masuk.
From: 0812345****
Kok gak di bls?
From: 0812345****
Iyem!
From: 0812345****
Yem yem
From: 0812345****
Iyeeemmmmm
From: 0812345****
Iyemiyemiyem!
‘oh my god.’ Sivia geleng-geleng melihat pesan masuk. Ah rupanya ia harus merelakan nomornya yang cantik ini untuk diganti dengan nomor lain...
* * *
Sivia memasukkan kartu perdana kedalam tasnya. Yah, ia baru saja keluar dari counter handphone yang berada tidak jauh dari kampusnya. Sivia membutuhkan waktu hamper setengah jam untuk memilih nomor yang cantik walaupun pada akhirnya nomor yang ia pilih tidak secantik nomornya yang sekarang. Ah sial. Gara-gara cowok aneh itu sivia jadi harus mengganti nomor ponselnya.
‘oh god....’ sivia langsung lesu saat motor sport yang sama seperti biasanya berhenti didepannya.
“iyem!”
Alvin.
Sivia langsung menoleh kanan kiri berharap ada angkutan umum yang akan menyelamatkannya. Sivia berjalan cepat meninggalkan cowok itu. Ia tidak mau sampai diculik lagi!
“wah kayaknya kita emang jodoh ya! Ketemu tiap hari!” Alvin melajukan motornya tepat disamping sivia.
‘ayoo dong angkutan umum cepet lewatt!’ sivia terus menoleh kanan kiri tidak memperdulikan ocehan Alvin.
“kita jalan lagi yuk?” kata Alvin. Jalan? Lagi? Hah apa dia tidak ingat kalau dia yang memaksa sivia kemarin! Dia kira sivia mau jalan sama dia apa! Sivia terus memaki Alvin dalam hati dan terus berjalan tapi tentu saja Alvin terus mengikutinya.
“di sekitar sini ada tempat makan baru loh. Katanya disana sushinya enak banget. Gue mau kesana, lo mau ikut?” sivia menelan ludah. Apa yang dimaksud Alvin tempat makan yang baru buka di sebelah taman? Beberapa hari lalu sivia kesana dan memang sushi-nya sangat enak!
“gimana? Mau ikut?” Tanya Alvin lagi. Sial. Sivia bingung! Mengingat kemarin Alvin membelikan makanan banyak untuknya pasti kalau sivia ikut, Alvin akan membelikannya banyak sushi juga. tapi tentu saja sivia gengsi kalau harus ikut! Tapi . . . demi sushi.
“em, oke.” Kata sivia masih sok judes.
“yaudah yuk naik!” Alvin tersenyum puas. Sepertinya ia sudah mengetahui kelemahan cewek judes didepannya ini!
* * *
Alvin masih memperhatikan gadis didepannya yang sedang makan dengan lahapnya. Alvin tidak menyangka ia bisa menemukan cewek ajaib seperti sivia. Sivia sungguh berbeda dari cewek kebanyakan. Sivia tidak sok kecantikan, tidak centil, dan tidak jaim. Seperti sekarang ini, sivia makan dengan rakusnya tanpa memperdulikan lainnya. Kebanyakan cewek pasti makan dengan feminimnya apalagi didepan cowok. Sedangkan sivia sendiri penampilannya juga simple, tapi entah kenapa Alvin merasa penampilan sivia sangat menarik. Apalagi sivia yang judes dan galak ini malah membangkitkan adrenalin Alvin. Yah memang kebanyakan cowok merasa tertantang dengan ‘penolakan’.
“mau tambah?” Tanya Alvin tersenyum melihat sivia mengangguk. Alvin pun memanggil pelayan dan memesankan satu porsi lagi untuk sivia.
“thankyouuu!” kata sivia lalu kembali memakan satu porsi yang baru datang lagi. Alvin hanya tersenyum.
“hari minggu ada acara?” Tanya Alvin.
“gak sih. Kenapa?” kata sivia sambil minum. Dalam beberapa menit ia sudah menghabiskan porsi tambahannya tadi.
“jalan-jalan yuk?” kata Alvin. Sedangkan sivia diam sambil melihati Alvin. Sebenarnya ia mulai suka jalan dengan Alvin, tentu karena ia bisa makan banyak seperti sekarang. Tapi bukannya ia sudah tidak mau berurusan sama cowok aneh ini? Ah kalau ia ikut jalan-jalan dengan Alvin, bukannya malah membuat mereka semakin dekat? Trus buat apa dia ganti nomor kalau ia malah dekat dengan Alvin!
“males.” Kata sivia.
“kenapa?” Alvin menaikkan sebelah alisnya. Ia kira setelah sogokan makanan ini sivia akan mau diajak jalan-jalan.
“sebenernya gue males berurusan sama lo lagi. Tapi hari ini gue khilaf gara-gara sushi ini. Jadi setelah ini jangan gangguin gue lagi. Lagian kita juga gak saling kenal.” Kata sivia.
“kenapa gak mau berurusan sama gue lagi? Kita saling kenal. Gue Alvin dan lo iyem.” Balas Alvin.
“lo itu ngeganggu banget. Sok kenal. Sok deket. Gue tau lo tuh masih labil. Sok mau jadi player, godain cewek-cewek. Tapi asal lo tau, gue gak tertarik sama lo. Jadi sebaiknya lo cari target lain. Kata ray kan banyak cewek di sekolah yang naksir sama lo.” Sivia terus berbicara tanpa henti. Sedangkan Alvin malah tersenyum, ia baru tau ternyata cewek didepannya ini cerewet juga.
“kalau gue naksirnya sama elo gimana?” kata Alvin.
“ya gak gimana-gimana. Tetep aja gue gak mau berurusan sama lo lagi. Yaudah ya, gue pulang dulu. Thanks sushi-nya!” sivia mengambil tasnya lalu beranjak pergi. Dan lagi-lagi Alvin malah tersenyum lebar melihat sivia yang berjalan semakin jauh. Benar-benar menarik.
* * *
Ray terus melirik acha yang sedang duduk didepannya. Seperti biasa ray akan menjemput acha dikelasnya untuk makan bersama saat istirahat karena mereka tidak satu kelas. Tapi dari tadi acha terus mengabaikannya. Ray curiga karena daritadi acha melihat smartphone-nya sambil senyum-senyum.
“aduh aku ke kamar mandi dulu ya ray..” tiba-tiba acha berdiri dan pergi bahkan sebelum ray berkata apa-apa. Mungkin sudah terlalu kebelet. Ray melirik smartphone acha yang ternyata di tinggal di meja. Tidak banyak berpikir ray pun langsung mengambil ponsel acha dan ternyata acha sedang membuka aplikasi messenger. Ray mengerutkan kening melihat chat ter-atas. Yaampun acha chatting dengan cakka! Ray membuka percakapan acha dan cakka. Seperti biasa, cakka si playboy terus menggoda acha dengan gombalannya!
Ah pantas saja dari kemarin acha sering mengabaikan pesannya. Bahkan kalau di balas pun butuh waktu hamper satu jam baru acha membalas pesan ray. Sial! Kenapa acha bisa chatting dengan cakka sih! Tentu saja ini akan mengancam keselamatan hubungannya dengan acha!
Ray segera mengembalikan ponsel acha ke tempat semula diatas meja saat melihat acha sudah kembali. Dan setelah duduk, acha langsung saja mengambil ponselnya dan meneruskan chat-nya dengan cakka. Ray pun hanya bisa cemberut.
Sedangkan di pinggir lapangan futsal, Alvin CS sedang berkumpul. Tapi kali ini tanpa sion. Dari kemarin sion di skors karena telah memukuli adik kelas, seperti biasa.
“gimana?” Alvin bertanya ke cakka.
“rencana berjalan mulus bos.” Cakka menjawab setelah mengetikkan sesuatu di ponselnya.
“bagus. Kita tunggu mangsa dateng.” Alvin menyeringai puas.
“sip boss!” balas cakka kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.
* * *
“mangsa mendekat bos.” Rio menggumam. Seperti biasa, Alvin CS sedang nongkrong di pos satpam sepulang sekolah. Alvin yang mendengar pun tersenyum tidak sabar. Sedangkan cakka yang mendengar juga ikut tersenyum, masih sambil mengetikkan ponselnya.
“apa maksud lo chat sama acha?” cakka mendongak menatap ray yang sudah berdiri didepannya. Cakka menahan tawa melihat wajah ray yang garang.
“eits santai bro. Ada apa?” cakka tersenyum mengejek membuat ray semakin kesal.
“lo tau kan acha cewek gue. Ngapain lo chat sama dia!” suara ray meninggi membuat Alvin tersenyum puas. cakka memang bisa diandalkan kalau masalah begini.
“acha? Oh dia cewek lo? Sorry deh orang dia yang chat gue duluan.” Cakka masih menyunggingkan senyum sinis.
“gak usah sok bego deh. Lo tau kan acha cewek gue! Apa mau lo sebenernya?!” yah, ray masih ingat cakka juga ada saat Alvin menghampirinya waktu Alvin meminta nomor handphone sivia. Dan jelas-jelas saat itu mereka semua tau kalau acha pacarnya.
“hahaha pinter juga dia bos.” Cakka tertawa ke Alvin yang juga dibalas senyum oleh Alvin.
“oke kita to the point aja. Cakka bakal berhenti deketin cewek lo, tapi dengan syarat.” Kata Alvin.
“apa?” Tanya ray langsung.
“lo bantuin bos alvin deketin iyem.” Kata cakka.
“sivia?” Tanya ray memastikan.
“iya sivia iyem sama ajalah. Lo kan adeknya. Pasti gampang buat bantu bos Alvin deketin kakak lo.” Kata cakka. Ray diam sebentar. Ternyata ini alasan Alvin CS mengganggunya dengan acha. Jadi benar dugaannya kalau Alvin naksir sivia.
Alvin dan sivia? Hm asik juga kalau kakaknya pacaran sama Alvin. Ray pasti ikut beken karenanya!
“deal.” Kata ray mantab. Alvin pun tersenyum puas. rencananya berjalan mulus.
“deal.” Kata Alvin tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar