Title : If You Earn Me
Author
: Rosita Dinni
Genre
: Romance
Cast
: Alvin Jonathan, Sivia Azizah and others
Sivia melangkah menaiki escalator menuju lantai tiga. Ia baru pulang dari kampus dan sengaja mampir ke Mall untuk sekedar makan siang. Dan sekarang ia sudah berada di foodcourt mall itu. Sivia menoleh kanan kiri mencari menu yang menarik seleranya. Dan lagi-lagi sivia berjalan ke tempat yang terdapat menu sushi, makanan favoritenya.
Sivia duduk dan mulai memakan sushi-nya. Sungguh perutnya sangat lapar. Sebenarnya saat dikampus sivia sudah makan gado-gado sih. Tapi entah sivia memang mudah lapar.
"Hei!" Sivia hampir tersedak karena seorang cowok yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Sivia buru-buru minum lalu melototi cowok itu yang duduk didepan sivia tanpa permisi.
"Gak nyangka ketemu lo lagi.." Kata cowok itu menyanggah wajahnya dengan tangan sambil melihati sivia.
Lagi? Memang mereka pernah bertemu?
Sivia membatin.
Tidak sengaja sivia melihat anting hitam di telinga kiri cowok itu. Ah sivia ingat!
"Lo.. Berandalan SMA Cendrawasih kan!" Kata sivia tidak menyangka cowok itu masih mengenalinya.
"Berandalan?" Ulang alvin.
"Hm. Apalagi sebutan yang tepat buat cowok berantakan kayak lo." Sivia kembali memakan sushi-nya agak cepat. Tidak sabar segera meninggalkan tempat ini dan cowok itu.
"Gue alvin. Lo?"
Sivia melirik cowok didepannya sinis.
"Siapa juga yang mau tau nama lo!" Balas sivia judes. Sivia meminum minumannya lalu segera berdiri dan pergi dari situ.
"Mau kemana?" Sivia tersentak kaget mendengar suara di sampingnya. Sial! Cowok itu malah mengikutinya!
"Bukan urusan lo! Dan jangan ikutin gue!" Bentak sivia. Sivia mempercepat langkah kakinya. Tapi cowok itu terus mengikutinya. Sivia pun berhenti dan melototi cowok itu.
"Mau lo apasih?!" Bentak sivia geram.
"Gue mau kenalan. Nama lo siapa?" Tanya cowok itu santai.
"Nama gue Iyem! Udah jangan ikutin gue!" Kata sivia lalu masuk ke toko buku.
Sedangkan alvin masih diam ditempatnya dengan kening berkerut. 'Iyem?' Alvin terus membatin. . .
* * *
Sivia keluar dari tokobuku dengan membawa plasik yang berisi tiga novel baru. Sivia lega ternyata cowok aneh tadi sudah tidak mengikutinya. Sivia jadi tidak sabar pulang dan menghabiskan tiga novel ini!
"Beli apa?" Lagi-lagi sivia terlonjak kaget mendengar suara di sebelahnya. Sivia menoleh kesamping dan kaget melihat cowok aneh itu lagi!
"lo tuh kayak setan ya!" Sivia semakin kesal melihat cowok itu malah terkikik.
"Lo tuh lucu banget sih." Cowok itu malah tertawa. Sejenak sivia mengamati cowok itu. Cakep juga sih, kulitnya bersih, wajahnya juga oriental oriental gimanaa gitu. Ah tapi tentu saja sivia tidak akan tertipu dengan wajah tampan lagi!
Sivia pun berjalan cepat, tidak sabar keluar dari Mall ini. Sebenarnya sivia masih ingin membeli jaket baru, tapi itu bisa lain kali. Yang penting sekarang ia harus pulang!
Sivia berjalan menuju jalan raya. Ia menunggu bis atau angkutan umum lewat. Hari ini ia sengaja tidak membawa mobil karena hemat. Bahan bakar mesin sekarang makin mahal dan sivia jadi berpikir untuk menggunakan motor saja.
Dan sialnya angkutan umum yang lewat penuh semua! Sivia berdiri masih menunggu sambil kipas-kipas menggunakan buku tulis yang ia bawa. Sungguh panas sekali! Hari apa sih ini? Bukannya hari ini hari rabu? Tumben jalanan ramai sekali.
Ah hari rabu?
Sivia melihat jam tangannya. Ini masih jam 12 siang dan ini masih jam sekolah! Kenapa cowok aneh itu ada disini? Dengan pakaian bebas pula.
Baru saja sivia membatin, sekarang sudah ada cowok dengan motor sport merah berhenti didepannya. Setelah helm dibuka sivia kembali mendesah.
'Oh god, kenapa dia lagi?!!!' Batin sivia melihat cowok aneh itu.
"Mau gue anter?" Cowok itu menyeringai membuat sivia semakin kesal. Kekesalan sivia lenyap saat ia melihat angkutan umum yang berhenti didepannya.
Sivia langsung masuk ke angkutan umum itu tanpa memperdulikan cowok aneh yang bernama alvin itu.
* * *
"Hoi!"
Ray yang sedang duduk dikantin bersama pacarnya kaget tiba-tiba kakak kelas mereka menghampiri. Mereka ada empat orang. Ray dan pacarnya yang bernama acha itu tentu tahu kakak kelas mereka itu. Mereka adalah murid kelas tiga yang cukup berpengaruh di sekolah.
Dan sekarang mereka duduk mengitari ray dan acha. Ada cakka si playboy tajir. Kesekolah saja bawa mobil keren mahal. Mana ada cewek yang nolak dia. Ada juga sion. Denger-denger sih si sion ini yang paling suka berantem dan tawuran. Trus ada rio. Si wakil ketua osis yang manis dan paling normal diantara teman-temannya. Rio juga cukup pintar.
Dan terakhir cowok yang duduk diatas meja ray. Ya inilah alvin jonathan. Cowok ini bukan ketua karena memang mereka bukanlah geng atau sebagainya. Tapi entah kenapa teman-temannya selalu patuh kepadanya. Bahkan rio si wakil ketua osis itu. Ray sendiri juga bingung kenapa rio ikut patuh dengan alvin dan menjadi salah satu yang selalu berada disekitar alvin. Padahal kelakuan alvin dan teman-temannya memang menjurus ke kelakuan berandalan sekolah.
"Bagi nomernya iyem dong." Kata alvin.
"Iyem?" Ulang ray mengerutkan keningnya. Iyem siapa?
"Iyem cewek lo." Kata alvin lagi.
"Ray, kamu punya cewek lain??!!" Acha langsung menatap ray meminta penjelasan membuat ray semakin bingung.
"Cewek gue cuma acha, dan gue gak kenal sama iyem." Kata ray ke alvin.
"Alaahh kita semua liat kok waktu iyem jemput lo. Udahlah cepet kasih nomor iyem ke bos alvin!" Cakka yang menyemili baso ray ikut menyahut.
"Ray kamu jahat!!" Acha yang marah mendengar ray punya pacar lain pun pergi dari situ.
"Acha!" Ray akan mengejar acha sebelum sion menahannya.
"Woi woi urusan lo sama bos alvin belum selese!" Ray pun duduk kembali tidak bisa bergerak karena sion menahan dibelakangnya.
"Gue gak kenal iyem. Serius!" Kata ray prustasi. Gini-gini ray tipe cowok setia. Jadi ray tidak mungkin selingkuh. Apalagi ray sama sekali tidak punya kenalan yang bernama iyem! Ini jaman modern, jaman sudah canggih, bayi-bayi saja mainannya iPhone. Jadi ray tidak yakin ada orangtua yang tega memberi nama anaknya 'iyem'.
"Alaah yang jemput lo beberapa hari lalu. Cewek cantik rambutnya sebahu agak coklat gitu. Gak mungkin lo gak kenal!" Setelah menghabiskan baso ray, cakka kembali menyahut sambil meminum jus ray yang sepertinya belum terminum karena masih utuh.
"Jemput gue? Rambut coklat sebahu?" Ulang ray mencoba mencerna kata-kata cakka.
"Ah, maksud lo sivia?!" Tanya ray. Beberapa hari lalu kakaknya memang mengantar jemputnya karena motornya masuk bengkel. Dan kakaknya memang memiliki rambut sebahu karena beberapa bulan lalu baru potong dan warna rambutnya juga agak kecoklatan.
"Sivia?" Tanya alvin. Sedangkan ray mengambil ponselnya yang ada disaku dan membuka gallery.
"Ini?" Ray menunjukkan foto yang ada diponselnya.
"Ya itu si iyem bos." Kata sion yang ikut melihat.
"Jadi namanya sivia?" Tanya alvin.
"Iya. Bukan iyem." Kata ray lalu terkikik geli. Bagaimana bisa alvin dan teman-temannya bisa memanggil sivia dengan nama iyem!
Sedangkan wajah alvin sedikit memerah malu. Bagaimana bisa dia dikibulin oleh cewek itu. Ah memalukan.
"Terserahlah namanya siapa. Kasih gue nomer handphonenya!" Bentak alvin.
"Oke tapi bantu jelasin ke cewek gue dulu! Sivia kakak gue, bukan cewek gue!" Kata ray.
"Cerewet lo. Cepet kasih!!" Kata sion.
"Terserah sih kalau kalian gakmau." Ray memasukkan kembali ponselnya ke saku.
"kka, nanti lo jelasin ke cewek tadi." Kata alvin akhirnya.
"Ah jangan! Kak sion aja." Kata ray buru-buru. Kalau cakka yang menjelaskan sih sama saja bohong. Memang benar cakka akan menjelaskan, tapi bisa-bisa pacar ray malah kepincut dengan cakka!
"Hh terserah. Cepet kasih!" Kata alvin tidak sabar membuat ray jadi penasaran kenapa alvin meminta nomor kakaknya. Tapi terserahlah yang penting acha tidak salah paham.
"Nih." Ray menunjukkan nomor handphone sivia yang ada di kontak ponselnya.
"Oke thanks." Kata alvin lalu pergi. Teman-teman alvin pun bangun mengikuti alvin tapi tidak untuk sion. Ray buru-buru menahan sion sebelum cowok itu kabur.
"Ikut gue dulu!" Kata ray mengingatkan.
"Ah ngerepotin!" Decak sion.
Ray membatin. Kalau saja tidak disuruh alvin pasti sion tidak akan mau melakukan itu.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar